Selamat datang Para Pecinta Rasulullah Saw

Cintailah ahlul baitku karena kecintaan kalian padaku...semoga kita semua dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan ahlul baitnya kelak di surga Allah SWT, amin

Selasa, 24 Juni 2008

Al Fatihah di Belakang Imam

Al Fatihah di Belakang Imam
Assalaamu 'alaikum wr wb. Dalam shalat berjamaah, apakah makmum wajib membaca Al-Fatihah meski kita sudah mengucapkan amin pada rakaat pertama dan kedua? Saya masih bingung karena masih ada yang membaca Al-Fatihah dan ada yang tidak. Mohon penjelasan Ustadz. Wassalam.Suyadi Balai Tekstil Jakarta
Pada dasarnya tidak sah shalat tanpa membaca Alquran. Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud Alquran di sini adalah Al-Fatihah. Ini berdasar sekian banyak Hadis Nabi SAW. Imam Abu Hanifah tidak mewajibkan membaca Al-Fatihah dengan alasan Hadis Nabi yang memerintahkan membaca apa yang mudah dari Alquran, sehingga menurut beliau membaca tiga ayat sederhana atau satu ayat panjang sudah memadai. Imam Syafi'i begitu juga Malik dalam satu riwayat, mewajibkan membaca Al-Fatihah pada setiap rakaat, tetapi ada riwayat lain yang menyatakan bahwa Imam Malik hanya mewajibkan pada rakaat pertama dan kedua. Ini bagi yang shalat sendirian. Adapun yang mengikuti imam, maka dalam pandangan Imam Malik dan beberapa imam lainnya, makmum tidak wajib membaca Al-Fatihah. Ulama besar Ibn Sirin bahkan berkata, ''Saya tidak mengetahui dari Sunnah Nabi SAW adanya kewajiban membaca Al-Fatihah bagi makmum''. Pendapat di atas berbeda dengan pendapat Imam Syafii, Menurut beliau, pada prinsipnya setiap yang shalat baik imam maupun makmum wajib membaca Al-Fatihah pada setiap rakaat. Hadis yang menjadi dasar pendapatnya cukup banyak dan kuat, maka atas dasar itu, walau seorang makmum telah mengucapkan ''amin'' tetapi belum membaca Al-Fatihah, maka ia harus membacanya. Inilah pendapat yang lebih kuat lagi lebih aman untuk diikuti. Demikian wa Allah a'lam.Assalaamu 'alaikum wr wb.

Apakah ajaran Kristen sekarang ini masih murni ajaran Nabi Isa As? Kalau masih murni, apakah Islam dapat mengakui istilah ''bapak'' dan ''anak Allah'' dalam Kristen? Apakah perbedaan menyembah berhala pada zaman jahiliyah dan menyembah patung sekarang ini seperti yang terdapat dalam beberapa agama, walaupun tujuannya bukan pada patung tersebut? Wassalam.Sylvester StalloneJl Merdeka Utara Gg Emas Jakarta
Kalau pertanyaan ini Anda tujukan kepada penganut agama Kristen pastilah jawabannya adalah murni --walau boleh jadi ada di antara mereka berkata-- ada sebagian pengamalan ajaran Kristen yang bersumber dari budaya manusia. Jawaban ini tidak akan berbeda jika Anda bertanya kepada seorang Muslim: apakah ajaran Islam sekarang ini adalah masih murni ajaran Nabi Muhammad SAW? Sebaliknya, jika Anda mengajukan pertanyaan Anda di atas kepada seorang Muslim, jawabannya secara tegas tidak murni lagi, karena demikian itulah penjelasan banyak ayat Alquran. Jawaban ini tidak jauh berbeda dengan jawaban seorang Kristen bila ada yang bertanya: Apakah seluruh ajaran Nabi Muhammad bersumber dari Tuhan YME.Istilah ''bapak'' dan ''anak'' sebagai istilah yang dikenal dalam ajaran Kristen tidak dibenarkan oleh ajaran Islam, walau boleh jadi ada ulama yang membenarkannya jika kedua kata itu dipahami secara metafora, yakni bapak sebagai pemelihara dan pembela dan anak adalah yang disayangi dan dibimbing. Nabi SAW bersabda: ''Manusia semuanya adalah iyaalullah, sebaik-baik mereka, adalah yang paling baik perlakuannya kepada iyaal-Nya.'' Kata 'iyaal' dalam kamus-kamus bahasa diartikan sebagai anak-anak atau keluarga.Pada masa jahiliyah, berhala dijadikan oleh orang-orang musyrik sebagai perantara untuk mendekatkan mereka kepada Allah; ''Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya'' QS Azzumar/39:3. Jadi tujuan mereka pun sebenarnya bukan patung itu, tetapi Tuhan, namun ini dikecam oleh Alquran karena penegasan ayat-ayat di atas sebelumnya menyampaikan ucapan para penyembah berhala itu: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Karena itu apapun yang menodai keesaan Tuhan --dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya serta ibadah kepada-Nya baik dalam bentuk patung atau bukan, kesemuanya adalah syirik yang bertentangan dengan ajaran Islam. Demikian wa Allah a'lam

1 komentar:

Abu Redza mengatakan...

baca pandangan almarhum dr HAMKA di sini sebagai tambahan maklumat:
http://aburedza.wordpress.com/2009/05/30/perbahasan-bacaan-al-fatihah-oleh-mamum-dalam-sembahyang-jahar/