Selamat datang Para Pecinta Rasulullah Saw

Cintailah ahlul baitku karena kecintaan kalian padaku...semoga kita semua dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan ahlul baitnya kelak di surga Allah SWT, amin

Senin, 23 Juni 2008

Nilai sebuah kejujuran

Nilai sebuah kejujuran

"Jangan sekali-kali berkata bohong", pesan ibunya itu selalu dipegangi oleh Abdul Qodir kemanapun juga. Begitu juga ketika anak itu berangkat untuk belajar agama ke Baghdad dengan suatu kafilah.
Ditengah perjalanan, rombongan kafilah yang diikuti itu dicegat perampok. Semua anggota rombongan digeledah, termasuk dia.
"Ada sesuatu yang engkau miliki ?", tanya kawanan perampok.
"Ada", jawab Abdul Qodir jujur.
"Apa ?"
"Uang".
"Berapa ?".
"Empat puluh dinar".
Maka digeledahlah dia, namun uang itu tak ditemukan di bajunya. "Kau membohongi kami ya !!", bentaknya.
"Tidak, aku tak mau berbohong", jawab Abdul Qodir polos.
Abdul Qodir lalu merobek bagian bajunya, tempat menyembunyikan uang itu. Begitu lihai ibu Abdul Qodir menjahitnya, sampai orang lain (termasuk perampok itu) tak mengetahui dimana uang itu disimpan didalam jahitan bajunya.
"Saya dipesani ibu yang menjahit bajuku ini untuk tidak sekali-kali berkata bohong", katanya sambil menyerahkan uang 40 dinar itu kepada kawanan perampok.Kepada bosnya, hasil jarahan itu diserahkan termasuk kisah bagaimana memperoleh uang 40 dinar dari seorang anak bernama Abdul Qodir. Maka tertegunlah kepala perampok itu mendengar kejujuran si Abdul Qodir.
"Kepada ibunya saja anak ini vegitu taatnya, mengapa aku tak taat kepada penciptaku ?", gumam kepala perampok sambil meneteskan air mata.
"Kembalikan semua barang ini kepada kafilah itu, biarkan mereka pergi", perintahnya kepada anak buahnya.
Pada akhirnya pemuda yang bernama Abdul Qodir itu menjadi seorang ulama besar dan termasuk Wali min Auliyaillah dan biasa kita kenal namanya dengan Asy-Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani.
[Disarikan dari Salam Canda, RM.Yunani, hal. 16-19]

Tidak ada komentar: