Wahai saudaraku, beradablah ketika mendengarkan pembicaraan. Janganlah sekali-kali kamu hentikan atau dan sangkal ucapan seseorang di hadapan khalayak ramai. Perbuatan itu sangat buruk. Jika temanmu salah, dan kesalahannya tidak membahayakan, maka maafkanlah. Jangan kamu tunjukkan kesalahannya di hadapan orang banyak. Jika ingin menegur kesalahannya, tunggulah hingga tinggal kalian berdua. Jika kesalahannya adalah kesalahan yang wajib dikoreksi di hadapan orang banyak agar tidak mempengaruhi pikiran mereka, maka lakukanlah dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, jangan dengan kasar. Jika teguran itu membuatnya malu, maka itu adalah salahnya sendiri. Dia yang berbuat, (dia harus berani menanggung akibatnya).
Jika kamu seorang pemimpin dan pemuka masyarakat, bicaralah dengan lemah lembut, tenagkanlah nafs-mu, jauhilah sikap ujub dan tajjabur (sombong). Sebab, sikap itu akan memadamkan cahaya dan kilauan ilmumu. Jika kamu ingin selalu senang (rohah), memperoleh pujian dan pahala, maka jangan debat lawan bicaramu, dan jangan mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan kaum sholihin. Jika ucapanmu disangkal, tetaplah berteguh hati, jangan mengeluh. Jika kamu temui hal-hal yang tidak kamu sukai, maka tanggunglah perasaan itu dan jangan membalas, karena yang demikian itu adalah sikap orang-orang yang teguh dan suka ber-riyadhoh; sikap kaum sholihin yang kuat. Betapa banyak ucapan yang jawabannya adalah diam. Seorang penyair berkata:
Tidak semua ucapan perlu jawaban,
'tuk ucapan yang kau benci, diamlah jawabnya
Selamat datang Para Pecinta Rasulullah Saw
Cintailah ahlul baitku karena kecintaan kalian padaku...semoga kita semua dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan ahlul baitnya kelak di surga Allah SWT, amin
Yang Mau Usaha...klik aja
Selasa, 26 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar