Selamat datang Para Pecinta Rasulullah Saw

Cintailah ahlul baitku karena kecintaan kalian padaku...semoga kita semua dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan ahlul baitnya kelak di surga Allah SWT, amin

Jumat, 05 September 2008

Tanya wudhu

assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang sampai saat ini kita masih di beri nikmat yg sangat banyak dan tak terhitung solawat serta salam selalu tercurah limpahke pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sehabat mudah-mudahan kita semua mendapat syafaat dari Nabi Muhammad.

Habib Munzir yang saya muliakan dan saya cintai serta hormati.Mudah-mudahan Habib sekeluarga selalu di beri ke sehatan serta panjang umur dan bertambah ilmunya yang banyak dan bermanfaat untuk umat islam.Amin
Habib Muzir yang saya cintai,saya ada beberapa pertanyaan :
1. Teman saya berkata pada saya bahwa Nabi Muhammad pernah setelah Wudhu lalu mencium istrinya ke mudian baru Sholat.Menurut teman saya itu merupakan Hadis Nabi.Apakah benar dan apakah yang di lakukan Nabi tidak membatalkan Wudhunya , klw memang ada hadits nya itu shaih atau do'if ?
2.bib ada nisa yg tanya ke ane pertanyaan nya kaya gini ? apakah suami kiat berhak mengetahui pengahasilan kita dan apakah suami berhak ikut campur dalam pengeluaran uang itu ?
3. Habib saya sebenarnya ingin sekali dapat hadir dalam pengajian yg habib pimpin tapi sampai saat ini saya belum dapat hadir di karenakan di daerah saya juga ada pengajian yg d i pimpin oleh Habib ALi zaenal Abidin Al-Kaff Condet.do'akan saya ya bib agar saya dapat hadir dalam majlis yg habib pimpin.
untuk jawabannya saya ucapkan banyak terima kasih dan saya mohon maaf kalo kata-kata saya banyak yg salah dan mudah mudahan ilmu yang habib berikan dapat bermanfaat bagi saya dan keluarga saya.Amin.
4 . bib ada nisa yg tanya ke sayah , apakah sama hak mertua nya dengan hak ibunya ?
5 . bib klw istri kita bekerja dia memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tuanya tanpa izin dari suaminya apakah perbutan itu di benarkan dlm agama dan apakah istri tsb tidak berdosa tanpa izin suaminya

Jawab

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan Rahmat dan kasih sayang Nya semoga selalu mewarnai hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. mengenai hal itu adalah pada madzhab Imam Hambali, haditsnya dhoif, Namun Imam Ahmad bin hannbal tetap memakainya sebagai hujjah, dan Imam syafii tetap berpendapat bahwa persentuhan pria dan wanita yg bukan muhrim batal wudhu.

2. Selama wanita itu bekerja sendiri tanpa bantuan suaminya, maka boleh ia memberitahunya dan boleh juga tidak, dan suami tidak berhak atas uang itu bila uang itu murni hasil kerja istri.

3. Salam hormat untuk Hb Ali Alkaff.

4 . hak mertua tentunya berbeda dengan hak orang tua kandung, walaupun mereka di manzilah orang tua, namun hak dan kewajiban kita pada mereka tentunya berbeda.

5 . selama ia bekerja sendiri dan uang itu adalah uangnya maka suami tak berhak untuk melarangnya, namun tentunya secara adab selayaknya istri tak berbuat demikian.

demikian saudaraku yg kumuliakan,

wallahu a’lam

Tanya

munzir tulis:

4 . hak mertua tentunya berbeda dengan hak orang tua kandung, walaupun mereka di manzilah orang tua, namun hak dan kewajiban kita pada mereka tentunya berbeda.

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdilillah Hilladzi Hadana Lihaza....

Ya Habib, mengenai jawaban Habib diatas, ini kan pertanyaan dari pihak istri...jadi siapa yang lebih berhak / lebih banyak hak nya antara mertu atau ibu kandung si istri....

Tapi kalau pertanyaan nya dari sang suami....siapakah yang lebih berhak, apakah metua atau orang tua si suami......mohon penjelasan nya Ya Habib.....

Terimakasih atas waktu dan penjelasan dari Habib,
Semoga Allah selalu memelihara kesehatan Habib... Amiiiinn

Mohon maaf atas segala ketidak sopanan,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jawab

tentunya istri mendahulukan hak dan kewajiban ayah dan ibu kandungnya dari mertua, dan suami mendahulukan hak dan kewajiban ayah dan ibu kandungnya dari mertua.

wallahu a'lam

Menyentuh istri setelah wudhu, batal tidak?

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ya Habib ane mau bertanya masalah fiqh yang berkaitan dengan wudhu,

ya habib ane kan sering sholat jamaah dengan istri di rumah, setelah salam dan doa istri ane selalu cium tangan sama ane atau sebelum sholat terkadang sering bersentuhan kulit. apakah dapat membatalkan wudhu ane dan istri ? selanjutnya ya habib apakah ada perbedaan antara muhrim dengan mahrom ? sebab banyak orang mengatakan kalau bukan istri disebut bukan muhrimnya atau mahromnya. ataukah memang keduanya sama ya habib ?

syukran katsiran atas penjelasannya, semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan ilmu kepada antum ya habib.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hazami

Jawab

alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Ketenangan dan kesejukan hati semoga selalu menerangi hari hari anda

saudaraku yg kumuliakan,
bersentuhan dengan istri membatalkan wudhu, demikian dalam madzhab syafii, jika memang dikehendaki dan mesti bersalaman maka baiknya anda memakai kaus tangan tipis, atau selesaikan semua shalat ba'diyah dan dzikir anda terlebih dahulu,

namun memang tak disunnahkan istri mencium tangan suami dalam waktu yg kerap, hal itu tak dilakukan oleh Rasul saw, mengenai Mahrom dan Muhrim adalah istilah yg sama untuk lawan jenis yg haram dinikahi oleh kita.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

"Sifat Sholat Nabi Saw" karya Muhammad Nashirudin Al-Bani

Assalamualaikum Wr. Wb

Yth. Habib Munzir yang kami muliakan, terima kasih sekali atas sarannya dan semoga menjadi berkah bagi saya dan keluarga serta para anggota MR yang membaca email ini ..

Berkaitan dengan masalah tuntutan sholat Rasulullah tersebut diatas bib, memang dalam buku "Sifat Sholat Nabi Saw" karya Muhammad Nashirudin Al-Bani, pendapat-pendapat tata car sholat menurut para Mahzab 4 diabaikan, hal ini dilakukan karena penulis buku tersebut beralasan justru dengan memakai pendapat-pendapat Mahzab 4 banyak menimbulkan perbedaan tata cara sholat sehingga menimbulkan kebingungan kaum muslim (istilahnya pemurnian islam-lah bib).

Bib, apakah benar begitu ? pasalnya bib sekarang ini banyak intelektual-intelektual muda yang tata cara sholatnya seperti dalam buku itu bahkan yang tadinya sholatnya bermadzab Syafii berubah 100% seperti dalam buku itu bib, saya kadang-kadang berfikir apakah selama ini tata cara sholat saya salah (saya penganut Imam Syafii), makanya dengan konsultasi seperti ini bib saya sangat terbantu dan mohon doanya bib semoga saya dan keluarga saya serta para anggota MR yang membaca email ini diberikan ke-Istiqomahan/tiada keraguan lagi dalam menjalankan sholat sesuai yang habib sarankan diatas ....

Oh ya bib, apakah forum seluruh tanya jawab di MR ini sudah dibukukan ? bagaimana cara memilikinya ?

Demikian uneg-uneg saya bib, semoga Allah Swt membalas kebaikan Habib Munzir serta selalu diberikan kesehatan ... Amin (kenapa saya berdoa demikian bib, karena saya sedih kalau habib sakit sehingga tidak bisa mengasuh taklim/on-line di website MR. Hal ini semua karena saya rindu petuah-petuah Habib Munzir walaupun sakit merupakan kepastian milik Allah Swt terhadap umatnya)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Salam Takzim
Belawan, 14 Pebruari 2008

Aqbal Qosim

Jawab

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
Al Bani tidak diakui sebagai Muhaddits, ia tak memiliki satu sanad hadits pun, bagaimana ia disebut muhaddits?, fatwa mengenai hadits dari orang yg tidak memiliki sanad adalah fatwa yg tertolak, dan semua pendapatnya dhoif, dan sungguh kesusu dan keliru orang yg mengikutinya,

Imam Ahmad bin Hanbal hafal 1.000.000 (1 juta) hadits dengan sanad dan hukum matannya, ia berguru kepada Imam Syafii, kalau muridnya saja spt itu maka bagaimana gurunya?, Imam Syafii berguru pada Imam Malik (Maliki), dan Imam Malik hidup sezaman dg Imam Hanafi, dan mereka berdua berguru pada Tabiin dan Sahabat, yg berguru pada Rasulullah saw,

maka kesemua mereka 4 Imam Madzhab itu berasal dari satu rumpun, dan mereka diikuti oleh ribuan Imam, Huffadh dan Hujjatul islam setelah mereka, Hujjatul Islam adalah pakar hadits yg telah hafal lebih dari 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, Huffadh adalah mereka yg telah hafal lebih dari 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.

4 Imam besar ini diikuti oleh ribuan Huffadh, Imam, hujjatul islam, dari zaman ke zaman setelah mereka,

lalu apa artinya seorang Albani yg menentang mereka itu semua?, ia tak punya satu sanad haditspun, hanya menukil dari buku buku hadits yg tersisa masa kini.

hal yg sangat menyakitkan adalah banyaknya muslimin yg mengikutinya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Cara Sholat Rasul

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...

Yth. Habib Munzir yang kami muliakan

Ada pertanyaan bib yang sampe sekarang masih saya pikirkan, untuk itu mohon penjelasannya beserta dalilnya bib ...

Bib, Saya pernah membaca buku tentang "Sifat Sholat Nabi Muhaammad SAW" karya MUHAMMAD NASHIRUDIN AL-BANI. dan buku ini sudah beberapa kali mengalami revisi. Inti dalam buku itu menjelaskan bahwa Rasulullah sholat tidak pernah diawali dengan niat bacaan USHOLLI tetapi langsung mengucapkan takbir .. dan bacaaan Tahiyat tidak memakai SAYIDINA (baik itu para sahabat maupun tabiin) ...

Pertannyaannya begini bib :
1. Apakah sifat sholat Nabi dalam buku tersebut benar ?
2. Lalu bagaimana bagi orang yang sholatnya pakai usholli dan tahiyat memakai sayidina, apakah itu sesuai tuntunan Rasulullah ?
3. Bagaimana tata cara sholat yang dipraktekan para habaib yang notabene cucu/cicit turunan Rasulullah ?
4. Jikalau buku diatas kurang valid, adakah tuntunan sifat sholat nabi yang dibukukan. Kalaupun ada, apa judulnya

Mohon maaf bib, jika ada kalimat saya yang kurang berkenan, itu semua karena kebodohan saya bib ... terima kasih atas perhatiannya bib

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakahtu ..

Medan, 12 Pebruari
Aqbal Qosim

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Saudaraku yang kumuliakan, dibawah ini tata cara Shalat yang diajarkan Rasul saw, sudah pernah dibahas sebelumnya di forum, semoga dapat menjawab dari semua pertanyaan anda :

Hadits 1
Sebagaimana yang diambil dari hadits Rasul saw yang diriwayatkan oleh Aby Hurairoh ra sengguhnya Rasullulah saw berkata : “ Apabila engkau berdiri untuk melakukan shalat maka berwudhulah dengan sempurna, kemudian menghadap kiblat, kemudian engkau bertakbir kemudian bacalah yang termudah bagimu dari AlQur’an, kemudian engkau berrukuk hingga tuma’ninah dalam berukuk kemudian angkatlah kepalamu sampai engkau meluruskan badanmu berdiri (I’tidal), kemudin bersujut hingga engkau bertuma’ninah dalam bersujut, kemudin angkat kepalamu (duduk antara 2 sujud) hingga engkau bertuma’ninah dalam dudukmu kemudian engkau sujud kedua kalinya hingga bertuma’ninah dalam sujut, kemudian lakukanlah seperti yang tadi diseluruh shalatmu” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
dalam Riwayat Muslim Rasullulah saw berkata : “Hingga engkau bertuma’ninah dalam berdirimu”

Hadits 2
Riwayat An Ibn Umar ra Rasulullah saw berkata : “ketika duduk untuk berTasyahud menaruh tangan kiri diatas lutut sebelah kiri dan tangan kanannya diatas lutut sebelah kanan, dan memajukan jari telunjuk, dalam Riwayat Muslim (mengumpulkan semua jarinya dan menunjuk dengan jari yang setelah jari jempol).

Hadits 3
Riwayat An Aby Mashud ra shabat Basyir bin Syaid “Kita diperintah untuk bershalat.. maka bagaimana kami bershalawat keatasmu, kemudian Rasul saw terdiam lalu Rasulullah saw menjawab “ katakanlah, Allahumma Shali’alla Muhammadin wa’alla ali Muhammad kama shalaita ala Ibrahimma…” sampai dengan akhir shalawat Ibrahimiyah. (HR. Muslim). (Ditambahkan oleh Ibn khuzaimah bagaimana kami bershalawat atasmu jika kami dalam shalat).

Hadits 4
Sabda Rasulullah saw “sesungguhnya Rasulullah saw menutup shalatnya dengan salam” (HR.Imam Bukhari dan Muslim) dan dari Wail bin Hujr ra “aku shalat bersama Rasul saw dan beliau salam awal sebelah kanan (Assalamu’alaikum warohmatullahhi wabarokatu) dan salam akhir sebelah kiri (Assalamu’alaikum warohmatullahhi wabarokatu)”.( HR. Abu daut dengan sanad sahih )

Rukun shalat ada 17
1. Niat,
sebagaimana hadits 1 diatas “Apabila engkau berdiri untuk melakukan shalat,,,” dan Hadits Rasul saw “sesungguhnya amal itu dengan niat”
2. Menghadap kiblat dan berdiri dalam shalat Fardhu,
dari susunan hadist 1 diatas bahwa hendaknya menghadap kiblat sebelum bertakbir (syarah dari Imam alwi abbas al Maliki kitab Ibanatul ahkam)
3. Bertakbir,
yaitu membuka shalat dalam takbirratul ikhram (pendapat terbanyak dari Imam Syafi’I, Imam Hambali dan Imam Maliki bahwa takbiratul ikhram wajib dengan lafdz ‘Allahhu Akbar’)
4. Membaca Alfatihah,
para ulama sepakat Imam Syafi’I, Imam Hambali dan Imam Maliki wajibnya membaca Alfatihah disetiap rakaatnya. sebagaimana Hadits Rasulullah saw : “ Tidak sempurna shalat seseorang bila tidak membaca biummil Qur’an (Al Fatihah)” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Rukuk,
diriwayatkan oleh sahabat Rasulullah saw Ubbayd assaa’idi ra berkata : “bahwasannya melihat Rasulullah saw jika bertakbir kedua tangannya sejajar dengan bahunya, jika berukuk kedua tangannnya memegang kedua lututnya, sampai dengan akhir…..” ( HR. Imam Bukhari dan Muslim)
6. Tuma’ninah dalam berrukuk,
sebagaimana hadits 1 diatas “…kemudian engkau berrukuk hingga tuma’ninah dalam berukuk…”
7. I’tidal,
sebagaimana hadits 1 diatas “… kemudian angkatlah kepalamu sampai engkau meluruskan badanmu berdiri (I’tidal)…”
8. Tuma’ninah dalam I’tidal,
sebagaimana hadits 1 diatas “…Hingga engkau bertuma’ninah dalam berdirimu…”
9. Sujud pertama dan Sujud kedua,
sebagaimana hadits 1 diatas “…kemudin bersujut hingga engkau bertuma’ninah dalam bersujut…” dan Hadits Rasulullah saw : “aku diperintah untuk bersujud dengan 7 anggota tubuh (atas dahi, kedua tangan, kedua lutut dan jari-jari kaki)” ( HR. Mutafaqul’alayh). Sabda Rasul saw : “Bahwa engkau sujud maka taruhlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu” (HR. Muslim)
10. Tuma’ninah dalam sujud pertama dan tuma’ninah dalam sujud kedua, sebagaimana hadits 1 diatas “…kemudin bersujud hingga engkau bertuma’ninah dalam bersujud…”
11. Duduk diantara dua sujud,
sebagaimana hadits 1 diatas “…kemudin angkat kepalamu (duduk antara 2 sujud) …”
12. Tuma'ninah diantara dua sujud,
sebagaimana hadits 1 diatas “…hingga engkau bertuma’ninah dalam dudukmu…”
13. Tasyahud akhir,
Riwayat Muslim dari Ibn Abbas berkata Rasul saw mengajari kami tasyahud “Attahiyatul mubaarakatus shalawatutthoybatulillah…” sampai dengan akhir.
14. Duduk diTasyahud akhir,
sebagaimana hadits 2 diatas “ ketika duduk untuk berTasyahud…”
15. Bershalawat kepada Rasul saw,
sebagaimana hadits 3 diatas “ Kita diperintah untuk bershalat.. maka bagaimana kami bershalawat keatasmu…”. Imam Syafi’I berpendapat bahwa beshalawat atas Rasul saw dan keluarganya dalam shalat adalah Wajib bagi kita, sebagaimana hadits 3 diatas.
16. Salam,
sebagaimana hadits 4 diatas “sesungguhnya Rasulullah saw menutup shalatnya dengan salam” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Sebagaimana hadits 4 maka para Imam beritifak bahwa salam awal wajib bagi seorang imam atau ma’mum atau sendiri dan salam kedua sunah, dan paling sedikitnya salam (Assalamu’alaikum) dikarnakan penduduk madinah melakukannya. (Kitab Ibbanatul Ahkam: Imam Alwi bin Abbas al maliki)
17. Tertib,
Sebagaimana urutan rukun – rukun hadits diatas.

Berikut Linknya :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=9354〈=id#9354

Tanya

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh ..

Yth. Habib Munzir yang kami muliakan

Terima kasih atas jawabannya bib, saya jadi mengerti dan memahami apa yang habib uraikan diatas, namun ada sedikit perlu penjelasan mengenai ucapan sholawat menurut hadist Riwayat An Aby Mashud ra shabat Basyir bin Syaid yang berbunyi “Kita diperintah untuk bershalat.. maka bagaimana kami bershalawat keatasmu, kemudian Rasul saw terdiam lalu Rasulullah saw menjawab “ katakanlah, ]Allahumma Shali’alla Muhammadin wa’alla ali Muhammad kama shalaita ala Ibrahimma…” sampai dengan akhir shalawat Ibrahimiyah. (HR. Muslim). (Ditambahkan oleh Ibn khuzaimah bagaimana kami bershalawat atasmu jika kami dalam shalat).

sedangkan tata cara sholat menurut Imam Syafi'i (dalam penjelasan email Sdr. Salamuns yang saya buka), menjelaskan tentang rukun sholat yang kesebelas mengenai bacaan sholawat

Kesebelas : Membaca shalawat pada nabi Muhammad SAW (allahumma shalli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala aali sayyidina muhammad dst sampai dengan fil 'alamina innaka hamiidun majid). Boleh dilanjutkan dengan membaca do'a
allahumma inni a'udzubika min adzabi jahannam, wa min adzabil qabri, wa min fitnatil mahya wal mamaat, wa min fitnatil masiihid dajjal, ya muqallibal qulub tsabbit quluubana 'ala diinika, wa 'ala tho'atika.

pada kedua penjelasan diatas ada perbedaan pemakaian kata sandang sayidina pada sholawat.

menurut habib mana baiknya kita memakai sholawat menurut hadist diatas apa menurut Imam Syafii dalam mengerjakan sholat ?

Terimakasih bib, semoga habib memaafkan kebodohan saya atas pemahaman hadis tersebut.

Wass...

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
saran saya anda mengikuti fatwa Imam SYafii, karena Imam Syafii lebih mengerti hadits daripada kita, karena hadits yg sampai pd kita sungguh sangat sedikit dibanding hadits yg ada dimasa itu,

sebagaimana contoh mudah saja, bahwa Imam AHmad bin Hanbal hafal 1.000.000 hadits (satu juta hadits) berikut sanad dan hukum matannya, sedangkan ia tak mampu menulis kesemua hadits yg dihafalnya itu, ia hanya mampu/sempat menulis sekitar 20 ribu hadits saja pada musnadnya, lalu kemana 980.000 hadits yg ia hafal?, sirna ditelan zaman..

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits sebelum usianya 16 tahun, namun ia hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits pada shahihnya dan beberapa buku kecil lainnya, lalu kemana 593.000 hadits lainnya?., sirna ditelan zaman,

sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid Imam SYafii, dan Imam Bukhari adalah sederajat murid Imam Ahmad bin Hanbal.

maka tentunya kita sangat percaya bahwa Imam Syafii buka berfatwa semaunya, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : tidak pernah kulihat seorangpun yg lebih ingin selalu berada dalam sunnah sebagaimana imam Syafii.

buku hadits yg ada pada kita jika dikumpulkan kesemuanya tak mencapai 100.000 hadits, maka mungkin sekitar 5% saja dari hadits yg ada dimasa imam imam,

maka kemungkinan besar haditsnya ada, namun tidak sempat tercatat oleh mereka, sebab mustahil Imam Syafii ingin melanggar sunnah Rasul saw setiap melakukan shalat, dan mustahil pula ia mengeluarkan fatwa yg menentang hadits Rasul saw, jika itu terjadi maka ia tak akan dijadikan Imam Madzhab, namun terbukti dari belasan para Imam yg bermadzhabkan Syafii, diantaranya Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar, dan banyak lagi.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
saran saya anda mengikuti fatwa Imam SYafii, karena Imam Syafii lebih mengerti hadits daripada kita, karena hadits yg sampai pd kita sungguh sangat sedikit dibanding hadits yg ada dimasa itu,

sebagaimana contoh mudah saja, bahwa Imam AHmad bin Hanbal hafal 1.000.000 hadits (satu juta hadits) berikut sanad dan hukum matannya, sedangkan ia tak mampu menulis kesemua hadits yg dihafalnya itu, ia hanya mampu/sempat menulis sekitar 20 ribu hadits saja pada musnadnya, lalu kemana 980.000 hadits yg ia hafal?, sirna ditelan zaman..

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits sebelum usianya 16 tahun, namun ia hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits pada shahihnya dan beberapa buku kecil lainnya, lalu kemana 593.000 hadits lainnya?., sirna ditelan zaman,

sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid Imam SYafii, dan Imam Bukhari adalah sederajat murid Imam Ahmad bin Hanbal.

maka tentunya kita sangat percaya bahwa Imam Syafii buka berfatwa semaunya, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : tidak pernah kulihat seorangpun yg lebih ingin selalu berada dalam sunnah sebagaimana imam Syafii.

buku hadits yg ada pada kita jika dikumpulkan kesemuanya tak mencapai 100.000 hadits, maka mungkin sekitar 5% saja dari hadits yg ada dimasa imam imam,

maka kemungkinan besar haditsnya ada, namun tidak sempat tercatat oleh mereka, sebab mustahil Imam Syafii ingin melanggar sunnah Rasul saw setiap melakukan shalat, dan mustahil pula ia mengeluarkan fatwa yg menentang hadits Rasul saw, jika itu terjadi maka ia tak akan dijadikan Imam Madzhab, namun terbukti dari belasan para Imam yg bermadzhabkan Syafii, diantaranya Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar, dan banyak lagi.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Tanya

Assalamualaikum Wr. Wb

Yth. Habib Munzir yang kami muliakan, terima kasih sekali atas sarannya dan semoga menjadi berkah bagi saya dan keluarga serta para anggota MR yang membaca email ini ..

Berkaitan dengan masalah tuntutan sholat Rasulullah tersebut diatas bib, memang dalam buku "Sifat Sholat Nabi Saw" karya Muhammad Nashirudin Al-Bani, pendapat-pendapat tata car sholat menurut para Mahzab 4 diabaikan, hal ini dilakukan karena penulis buku tersebut beralasan justru dengan memakai pendapat-pendapat Mahzab 4 banyak menimbulkan perbedaan tata cara sholat sehingga menimbulkan kebingungan kaum muslim (istilahnya pemurnian islam-lah bib).

Bib, apakah benar begitu ? pasalnya bib sekarang ini banyak intelektual-intelektual muda yang tata cara sholatnya seperti dalam buku itu bahkan yang tadinya sholatnya bermadzab Syafii berubah 100% seperti dalam buku itu bib, saya kadang-kadang berfikir apakah selama ini tata cara sholat saya salah (saya penganut Imam Syafii), makanya dengan konsultasi seperti ini bib saya sangat terbantu dan mohon doanya bib semoga saya dan keluarga saya serta para anggota MR yang membaca email ini diberikan ke-Istiqomahan/tiada keraguan lagi dalam menjalankan sholat sesuai yang habib sarankan diatas ....

Oh ya bib, apakah forum seluruh tanya jawab di MR ini sudah dibukukan ? bagaimana cara memilikinya ?

Demikian uneg-uneg saya bib, semoga Allah Swt membalas kebaikan Habib Munzir serta selalu diberikan kesehatan ... Amin (kenapa saya berdoa demikian bib, karena saya sedih kalau habib sakit sehingga tidak bisa mengasuh taklim/on-line di website MR. Hal ini semua karena saya rindu petuah-petuah Habib Munzir walaupun sakit merupakan kepastian milik Allah Swt terhadap umatnya)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Salam Takzim
Belawan, 14 Pebruari 2008

Aqbal Qosim

Jawab

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
Al Bani tidak diakui sebagai Muhaddits, ia tak memiliki satu sanad hadits pun, bagaimana ia disebut muhaddits?, fatwa mengenai hadits dari orang yg tidak memiliki sanad adalah fatwa yg tertolak, dan semua pendapatnya dhoif, dan sungguh kesusu dan keliru orang yg mengikutinya,

Imam Ahmad bin Hanbal hafal 1.000.000 (1 juta) hadits dengan sanad dan hukum matannya, ia berguru kepada Imam Syafii, kalau muridnya saja spt itu maka bagaimana gurunya?, Imam Syafii berguru pada Imam Malik (Maliki), dan Imam Malik hidup sezaman dg Imam Hanafi, dan mereka berdua berguru pada Tabiin dan Sahabat, yg berguru pada Rasulullah saw,

maka kesemua mereka 4 Imam Madzhab itu berasal dari satu rumpun, dan mereka diikuti oleh ribuan Imam, Huffadh dan Hujjatul islam setelah mereka, Hujjatul Islam adalah pakar hadits yg telah hafal lebih dari 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, Huffadh adalah mereka yg telah hafal lebih dari 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.

4 Imam besar ini diikuti oleh ribuan Huffadh, Imam, hujjatul islam, dari zaman ke zaman setelah mereka,

lalu apa artinya seorang Albani yg menentang mereka itu semua?, ia tak punya satu sanad haditspun, hanya menukil dari buku buku hadits yg tersisa masa kini.

hal yg sangat menyakitkan adalah banyaknya muslimin yg mengikutinya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Hukum Cincin

Assalamualaikum ya habib

Saya ingin tanya tentang sunnah memakai cincin perak. Saya ingin mengikuti sunnah nabi yang mulia ini, dan saya harap pak habib boleh menjelaskan tentang perkara ini. Adakah dikira kita mengikut sunnah jika kita memakai cincin perak tanpa batu? Bagaimana pula cincin yang dipakai oleh Habib Umar dan Habib sendiri? Saya pernah menemui Habib Umar dan beliau memakai cincin yang ada batu di jari kelingkingnya. Apakah jenis batu itu?

Saya sungguh ingin untuk mengikuti sunnah nabi dan contoh hamba-hamba Allah yang soleh ini.

Dan saya ingin mengambil kesempatan ini until meminta ijazah dzikir-dzikir dari habib. Khususnya dzikir subhanallahi wa bihamdih X100, ratib haddad, al-attas, wirid latif, dan shalawat yang habib dawamkan X5000 itu. Adakah shalawat tersebut sama dengan shalawat di dalam wirid latif itu? (Allahumma solli ala sayyidina muhammadin wa alihi wa sallim)

Saya juga biasa mendawamkan shalwat lafaz 'Sholaallahu ala muhammad' setiap hari. seperti dikemukakan di kita Afdholus Salat ala sayyidis sadat. tetapi saya membaca dari kitab Nasaaih Diniyyah tentang shalawat, katanya jika tiada disertai shalawat untuk keluarga baginda s.a.w., shalawat itu dianggap tidak sempurna, atau 'kontot'. Apakah pendapat habib?

Jazakallahu khair ya habib. Maaf jika soalan-soalan saya ini membuang masa habib.

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabaraktuh,

Saudaraku, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum mengenai cincin perak untuk laki - laki :

Alaikumsalam warahmatullah wabaraktuh,

Kebahagiaan dan Kesejukan rohani semoga selalu menghiasi hari hari anda,

Saudariku yg kumuliakan,
1. belasan hadits riwayat shahih Bukhari dan Shahih Muslim yg menjelaskan bahwa Nabi saw memakai cincin perak, dan beliau saw memakainya di kelingkingnya, demikian pula para sahabat menggunakannya, dan menggunakan cincin perak bagi pria hukumnya sunnah, yg diharamkan bagi pria adalah cincin emas.

2. tak ada hadits menyebutkannya, namun telah sepakat para ulama dan Muhadditsin bahwa yg diharamkan bagi pria adalah emas, dan emas dalam bahasa Arab adalah Dzahab, dan Dzahab adalah emas yg berwarna kuning

mengenai emas putih maka pria boleh memakainya, sebab bukan Dzahab dalam pengertian syariah yaitu emas kuning.

demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

wallahu a'lam

Berikut Linknya :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=5377〈=id#5377

2. menggunakan cincin adalah sunnah Rasul saw, berpuluh puluh hadits shahih dalam shahih Bukhari, Muslim, Tirmidzi dll menjelaskan hal itu, sebagaimana diriwayatkan bahwa Cincin Rasul saw itu terbuat dari perak, dan Rasul saw memakai cincin di tangan kanannya, dalam riwayat Imam Tirmidzi juga dijelaskan bahwa Cincin itu kemudian dipakai oleh Abubakar Asshiddiq ra, lalu kemudian dipakai Umar ra, lalu ketangan Usman bin Affan ra, lalu terjatuh ke sumur Aris (Assyama?il Imam Tirmidziy hadits no.95)
Pula riwayat lain bahwa Rasul saw memakai cincin terbuat dari perak di jari kelingking beliau saw (Shahih Muslim hadits no.2095),
Rasul saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536)
Rasul saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078),
berkata Anas ra : ?bahwasanya cincin Rasul saw ditanganku, lalu setelahku dipakai oleh Abubakar, dan setelah dari tangan Abubakar ra pada tangan Umar, lalu pada tangan Usman, dan terjatuh di sumur Aris, hingga tiga hari kami mencarinya dan kami tak menemukannya? (Shahih Bukhari hadits no.5540).

Berikut Linknya :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=819〈=id#819

Kenangan Habib Munzir Bersama Habib Umar Al-Hafizh

Kenangan Habib Munzir Bersama Habib Umar Al-Hafizh

Kami teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua santri pulang pada ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yang bermuram durja teringat Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yang terenyuh melihat semua teman teman yang lain bergembira ria dengan keluarganya, Beliau memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat teramat lembut : “Semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir malam ini”.

Kami teringat disuatu malam Beliau mengumpulkan murid muridnya, lalu beliau memberi nasihat, lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya, seraya berkata : “Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian?, Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian…, Bila Dia menanyaiku…?, dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan kalian?, aku harus bertanggungjawab? , Demi Allah, kalau ditindihkan Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu, itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal kalian kepada sang Nabi (saw)”, lalu beliau bermunajat dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran.

Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan prioritas pada kami dibanding murid murid yang lain dari warga Negara Yaman, beliau selalu berkata pada mereka : “Mereka datang dari jauh, meninggalkan keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita memuliakan para tamu Allah ini..”. Insya Allah Bumi Jakarta akan disentuh langkah mulia beliau dalam beberapa hari mendatang, tepatnya pada hari rabu siang, 16 Januari 2008 Bandara Soekarno hatta akan dipenuhi para pecinta beliau, dan beliau akan langsung menuju kediaman Hb Muhsin bin Idrus Alhamid di Komplek Hankam Cidodol, Kebayoran Lama Jakarta Selatan,.

Betapa tak tergambarkan kegembiraan jutaan sanubari muslimin di wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura, ketika mendengar bahwa semakin dekatnya kunjungan berkala tahunan sang Imam, Al Allamah Assayyid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, Guru yg selalu membimbing dengan kelembutan, dan mencirikan Kelembutan ajaran sang Nabi saw, yang siang dan malamnya adalah membimbing ratusan santri dari mancanegara, dan di akhir malamnya adalah tegak dengan kesendirian, hanya berduaan dengan Maha Raja Tunggal di Alam, dan mengakhiri malamnya dengan kedua tangan terangkat tinggi bermunajat dan mengemis curahan Rahmat bagi seluruh muslimin.

Beliau mendapat penghargaan dari Presiden Republik Yaman Ali Abdullah Shaleh, yg sangat mengagumi beliau, dengan bimbingan Kelembutan dan kasih sayang, dan memang ribuan WNA berdatangan ke negeri itu untuk mengunjungi Sang Guru, lain dengan beberapa Ma’had di beberapa wilayah Yaman lainnya yg banyak mengajarkan kekerasan dan terorisme, dan adapula santri santri dari WNI yg menuntut ilmu di tempat mereka. Ma’had Darulmustafa kini telah meresmikan bimbingan pelajaran dengan 4 bahasa, yaitu Arab, English, Afrika dan Indonesia, dan santri terbanyak adalah berasal dari Indonesia. maka Wahai Yang Maha Membangkitkan Kemuliaan, bangkitkanlah semangat keluhuran di sanubari kami khususnya dan di sanubari penduduk nusantara ini, dengan kedatangan Hamba Mu yg kau muliakan sebagai pewaris perjuangan sang Nabi saw yg telah dibawa dan diemban oleh para Da’I terpilih Mu dari zaman ke zaman. Jadikan kedatangan beliau sebagai hembusan Rahmat Mu pd Jutaan sanubari penduduk negeri ini, maka terangkatlah musibah dan bencana, terampunilah dosa dosa, dan sejuklah sanubari hamba hamba Mu di negeri ini, amiin.

(Munzir bin Fuad Al-Musawa)

Kamis, 04 September 2008

cara mandi wajib

Assalamu'alaikum wr wb.

Habibana Munzir AL-musawa yang saya hormati,
Semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada habibana.
Bib Ana mau minta tolong kepada habib untuk menjelaskan mengenai mandi junub mulai dari sebab kita harus mandi junub, niat, tata cara pelaksanaannya sampai akhir karena menurut ana ini juga penting di ketahui para jama'ah.

Semoga Penjelasan Habib bermanfaat khususnya unutk ana pribadi dan umumnya Jama'ah sekalian.

Jazakumulloh Khoiron Katsiro
Al-Fakir


Ozzy

Jawaban

alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan kesejukan hati semoga selalu menaungi hari hari anda

saudaraku yg kumuliakan,
mandi junub itu disebabkan dua hal, yaitu keluar mani dengan mimpi atau diluar mimpi, dan bersentuhannya alat kelamin pria dengan alat kelamin wanita.

bagi wanita ada mandi wajib lainnya yaitu mandi setelah suci dari haid atau nifas.

mengenai cara dan syaratnya, cuma dua saja, yaitu niat dan menyeluruhkan guyuran air ke seluruh tubuh, sampai keujung rambut dan lipatan lipatan tubuh, hati hati terutama bekakang telinga dan bagian dalam telinga, mesti terkena air dengan membasahi dua kelingking dan memasukkannya sedalam mungkin ke telinga, batas itulah yg wajib dikenai air.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Tanya
assalamualaikum habib munzir yang sangat dicintai. semoga allah mempertemukan kita semasa habib berkunjung ke kuala lumpur atau singapura pada bulan julai nanti.

saya mau tanya, apakah cara mandi junub itu perlu dibasuhi dan dibasahi dengan air sebanyak 3 kali ke seluruh tubuh atau cukup hanya dengan sekali? mohon pencerahannya untu bagaimana mandi junub jika menggunakan air paip atau shower dan jika berada dalam air sungai.

syukran ya habib.

Jawab

alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Ketenangan dan kesejukan hati semoga selalu menerangi hari hari anda

saudaraku yg kumuliakan,
yg wajib adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh 1X, sunnah meniga kalikannya, demikian jika di shower atau dengan gayung.

jika di sungai atau kolam renang maka ia membenamkan seluruh tubuhnya sembari Niat Junub maka suci, asalkan air kolam itu lebih dari dua kulak, dua kulak adalah sekitar 65cm3 (60cm PXLXT).

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Tanya

Assalamualaikum,
ya habibana Munzir yang dirahmati dan dimuliakan Allah SWT,
habibana ane minta doa mandi junub dapat ditampilkan diforum ini,
terima kasih atas segala waktu yg telah habibana luangkan untuk menjawab semuanya,
semoga para pembela panji-panji Rasulullah selalu diberi kesabaran dan kemulian serta kesehatan dan kelancarannya dalam berdakwa selalu Allah limpahkan kepadanya terutama Habibana Munzir.
wassalamualaikum.

Jawab

alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Ketenangan dan kesejukan hati semoga selalu menerangi hari hari anda

saudaraku yg kumuliakan,
lafadz niatnya adalah : Nawaytulghusla, Liraf'il hadatsil Akbar lillahita'ala., aku niat mandi wajib, untuk menyucikan diri dari hadats besar, karena Allah ta'ala

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

www.majelisrasulullah.org

mandi wajib 1

Assalamu'alaikum wr wb.
Alhamdulillah, segala puji bagiNya yang telah memberikan segalanya untuk kita semua.
Langsung saja Bib ana mau tanya, masalah mandi wajib.
Salah satu perkara yang mewajibkan mandi adalah bertemunya dua khitanan ( iltiqo u khitanain), bagaimana kalau ketemunya dg ha il ( penghalang) misalnya kondom, apakah hal tersebut juga mewajibkan mandi?
Demikian yang ana tanyakan pada kesempatan ini,
Mdh2an habib dapat memberikan jawaban, dan semoga Alloh selalu memberikan hidayahNya kpd kita semua
Wassalamu"alaikum wr wb.

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

Saudaraku yang kumuliakan,

Jika penis diberi penghalang (sarung karet) dan posisi penis masuk kedalam vagina, walaupun kulit penis tidak bersentuhan dengan kulit vagina maka wajib baginya mandi wajib/mandi junub.

Dan sebab dari mandi junub hanya dua, yaitu keluar mani dengan mimpi atau diluar mimpi dan bersentuhannya alat kelamin pria dengan alat kelamin wanita.
wallahu a'lam

Wassalam,

www.majelisrasulullah.org

tanya Jihad

Assalaamu'alaikum bib,

Ane mo nanya tentang hadis yg menyatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu itu lebih besar dari pada jihad perang. Kalo ane gak salah hadist ini keluar ketika Rasulullah kembali dari perang Badar. Kata temen ane hadis itu daif ya bib, dan ada juga temen ane yg menyatakan bahwa hadis itu palsu. Dan katanya juga bahwa jihad yang paling utama itu, ya, dengan mengangkat senjata (dengan segala ketentuannya). Bagaimanakah yang demikian bib, & mohon juga dijelaskan bib bagaimana jihad sebenarnya dalam islam?

Jazakumullah khair bib, semoga antum lekas diberi kesembuhan oleh Allah SWT.
Wassalaamu'alaikum w.w.

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Mohon maaf atas keterlambatan jawaban saya, kesibukan hari hari menjelang Arafat dan Idul Adha sempat banyak menguras waktu saya, dan ditambah kondisi saya yg memang terganggu dan sempat opname dalam beberapa hari yl.

hadits yg anda sebut itu memang hadits dhaif, namun bukan hadits palsu, sangat berbahaya ketika orang dg lancangnya mengatakan hadits dhoif adalah hadits palsu, karena Hadist Dhoif dan hadits shahih itu sama saja, kesemuanya adalah Hadits Rasul saw yg barangsiapa yg mengingkarinya maka ia Kufr,

namun dalam pengangkatannya sebagai dalil pemecahan hukum dan masalah, memang harus dipilih yg shahih, namun sesekali tidak menafikan hadits dhaif sebagai hadits yg tak berguna, karena para muhadditsin telah mengklasifikasikan hadits palsu dalam kelompok yg lain,

Hadits Dhaif adalah hadits yg benar dari ucapan Rasul saw, namun lemah untuk dipakai hujjah dikarenakan kelemahan hukum sanad atau matannya.

Merupakan pemahaman yg buta, bila sekelompok dari kita mengatakan bahwa Jihad dalam peperangan lebih mulia daripada jihad dengan hawa nafsu, sebab seluruh kehidupan kita siang dan malam adalah berperang melawan hawa nafsu, bahkan Jihad dalam peperangan pun harus dengan melawan hawa nafsu, apakah mereka menginginkan jihad dalam peperangan itu tidak melawan hawa nafsu?, jadi mengikuti hawa nafsu?,

Mengikuti hawa nafsu mengangkat pedang dan membunuh kesana kemari.. itukah makna jihad dalam benak mereka?, Nauzubillah dari pemahaman jihad seperti ini.

Jihad adalah memerangi kebatilan dengan sabar, tidak membunuh anak anak dan wanita, tidak memukul wajah dg tangan apalagi dg senjata, tidak membunuh bila lawan telah menyerah, tidak menyiksa dan masih banyak lagi aturan aturan jihad melawan hawa nafsu justru ditengah peperangan..,

lalu bagaimana sekelompok dari mereka mengatakan bahwa Jihad peperangan lebih mulia daripada Jihad melawan hawa nafsu, sedangkan mulai Syahadat hingga wafat, kita semua berjihad melawan hawa nafsu,

shalat tepat waktu adalah Jihad melawan hawa nafsu, berbuat baik pd orang tua pun demikian, dan itu jauh lebih mulia dari Jihad dalam peperangan..


Sebagaimana Hadits riwayat Abdullah bin Mas?ud yg bertanya pd Rasul saw, : amal apakah yg paling afdhal?, beliau menjawab : ?Shalat tepat waktu?, lalu Ibn Mas?ud bertanya lagi, lalu apa Ya Rasulullah (saw)?, beliau saw menjawab : ?Berbakti pd kedua orang tua?, lalu Ibn Mas?ud bertanya lagi, lalu apa Ya Rasulullah ?, beliau saw menjawab : ?Jihad di jalan Allah?. (HR Muslim no.85), demikian pula hadits dg makna yg sama dalam (Shahih Bukhari no.503)
dan demikian pula hadits dg makna yg sama dalam (Shahih Bukhari no 2630)

hadits inipun didukung dg Hadits lainnya sebagaimana diriwayatkan ketika seorang lelaki hijrah meninggalkan kesyirikan menuju Jihad di jalan Allah, dan Rasul saw bertanya kepadanya, apakah telah diizinkan oleh ayah ibunya untuk berjihad?, dan lelaki itu menjawab : ?tidak?, maka Rasul saw bersabda : ?Kembalilah, mohon izin pd mereka, bila mereka izinkan maka berjihadlah, bila tidak maka berbaktilah kepada keduanya? HR Muslim no.1035).,

riwayat Abdullah bin Umar ray g berkata : ?datanglah seorang lelaki kpd Rasul saw dan memohon izin untuk berjihad, maka berkatalah Rasul saw : ?apakah ayah ibumu masih hidup??, ia menjawab : ya. Maka Rasul saw bersabda : ?maka berjihadlah dengan berbakti pd mereka (Shahih Bukhari no.2842)

Rasul saw didatangi seorang lelaki yg mengatakan bhw Istrinya akan ibadah haji tanpa muhrimnya, sedangkan ia telah mencatat dirinya untuk ikut Jihad, maka Rasul saw memerintahkan agar lelaki itu meninggalkan Jihad dan mengantar Istrinya beribadah Haji (Shahih Bukhari no.2844)

dan masih banyak lagi hadits2 shahih yg mendukung pemahaman bahwa melawan hawa nafsu jauh lebih mulia dari sekedar peperangan dengan senjata, yg justru peperangan (jihad) itu adalah sebagian daripada memerangi hawa nafsu.

Wallahu a'lam

www.majelisrasulullah.org

Jihad

BERJIHAD DI JALAN ALLAH

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. [QS. Al-Hujurat: 15]

Berjihad dengan harta didahulukan penyebutannya daripada berjihad dengan jiwa. Sebab jihad dengan jiwa adalah lebih berat daripada berjihad dengan harta. Sebagian manusia mungkin akan rela mengeluarkan sebagian atau seluruh hartanya untuk bisa sembuh dari penyakit AIDS atau penyakit-penyakit lainnya yang sangat berbahaya. Supaya bisa tetap hidup, manusia rela mengeluarkan seluruh hartanya. Begitulah manusia, lebih mencintai jiwanya daripada hartanya. Dan begitulah manusia. Mereka sanggup mengeluarkan seluruh hartanya demi keselamatan jiwanya, tetapi ketika panggilan jihad diserukan, belum tentu mereka mau mengeluarkan seluruh hartanya sebagaimana mereka rela mengeluarkan seluruh hartanya itu demi jiwanya.
Saya kagum sekali dengan salah satu kenalan saya. Dulunya beliau adalah seorang pelaku MLM konvensional yang memasarkan produk-produk non-muslim. Beliau tidak peduli dengan demo-demo anti Israel dan Amerika. Tetapi pada tahun 2001, pemikiran beliau berubah. Beliau tersadar akan apa yang selama ini beliau lakukan. Sejak saat itu, beliau berhenti dari MLM tersebut dan mulai menggunakan produk-produk dari produsen muslim dalam negeri. Beliau juga mulai memasarkan produk-produk tersebut yang memang dipasarkan melalui salah satu MLM Syari?ah. Beliau rela meninggalkan MLM konvensional, padahal insentif beliau pada saat itu telah mencapai satu juta rupiah per bulan. Hanya saja Allah telah membuka hati beliau. Sehingga timbullah keimanan dan keyakinan yang melahirkan ketaqwaan. Beliau yakin bahwa rizqi itu dari Allah. Walau memasarkan produk-produk muslim itu berat, tetapi beliau tetap berusaha untuk memasarkannya. Mengapa berat? Sebab kaum muslimin belum begitu sadar akan pentingnya mengkonsumsi produk dari produsen muslim. Berbeda dengan beliau ini yang telah menyadari betul pentingnya mengkonsumsi produk dari produsen muslim. Bahkan sebagian golongan yang suka berdemo anti Israel dan Amerika, belum tentu mereka mau mengkonsumsi produk dari produsen muslim. Benarlah kata Habib Munzir. Kita ini tidak perlu berdemo dan beromong kosong. Yang penting adalah kita memperbaiki diri kita, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, hingga kita pantas menjadi ummat yang terbaik.
Sungguh luar biasa anugerah yang diterima kenalan saya itu. Beliau yang tadinya jarang sekali shalat fardhu, setiap hari fikirannya hanya uang, uang dan uang, walau harus menjual produk-produk non-muslim. Tetapi sekarang beliau telah mengalami banyak perubahan. Sekarang beliau telah melaksanakan shalat fardhu lima waktu sehari. Beliau juga sudah mau belajar membaca Al-Qur`an kembali. Beliau juga sudah sadar akan pentingnya memasukkan kedua puterinya ke madrasah. Keimanan dan keyakinan beliau itulah yang membuat saya merasa kagum. Beliau yang begitu awam mengenai agama, tetapi memiliki keyakinan yang besar akan Rahmat Allah. Dengan keyakinan itu beliau rela meninggalkan jaringan pemasaran yang telah beliau bangun dengan susah payah di MLM konvensional. Keyakinan seperti ini belum tentu dimiliki oleh orang-orang yang berdemo anti Amerika dan Israel. Suatu keyakinan yang melahirkan langkah nyata untuk berjihad di jalan Allah bukan hanya dengan kata-kata belaka, tetapi dengan harta, tenaga dan fikiran, yang apabila terus dipupuk, maka akan melahirkan keyakinan dan kekuatan baru, yaitu keberanian untuk berjihad dengan jiwa-raga di jalan Allah.
Saya jadi teringat dengan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Beliau mengeluarkan seluruh hartanya di jalan Allah ketika seruan jihad itu dikumandangkan. Dan tidak hanya itu, beliau pun ikut berperang di medan pertempuran bersama Rasulullah saaw. Ketika ditanya oleh Rasulullah saaw, ?Apa yang engkau tinggalkan bagi keluargamu?? Sayyidina Abu Bakar ra menjawab, ?Cukuplah bagi kami Allah dan Rasul-Nya.?

Membaca Fatihah dalam sholat jamaah

Al Fatiha dalam sholat berjamaah - 2008/07/03 06:13 Assalamualaikum wr wb..
Yang sangat saya muliakan Tuan Guru
Yang sangat saya cintai dan saya sayangi para pengelola website MR dan seluruh jamaah Majelis...
Dan Kaum Muslimin dan Muslimat ...
semoga Allah.... Tuhan Yang maha Tinggi melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kita Baginda syaidina Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu semoga Engkau
ya Allah Robba jibril wa Mikail wa Isrofil fatros samawati wal adr.. melimpahkannya juga kepada para keluarga dan sahabatnya, para Aulia kami, para Kadi kami, para habaib kami, pada kedua orang tuan kami, pada para jamaah pemuja Keagungan MU ya ALLAh secara lahir dan Batih, Dunia dan akhirat…di dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan hitungan yang Engkau miliki ,
Ya…. Tuhan penguasa semesta alam… Amin

Beribu maaf saya haturkan kepada Tuan Guru...

Pokok bahasan.... :.
saya pernah membaca sebuah buku yang tetulus...
Allah Berfirman : ” Apabila Engkau diperdengarkan ayat ayatku, maka diam dan dengarkanlah... sesunguhnya engkau akan mendapatkan rahmat atas nya...

Pada waktu kita sholat berjamaah...dan selesainya imam membacakan Al Fatiha secara jahar... maka para makmum akam membacakan surat Al Fatiha secara Siriah..
Tetapi sering sekali sebelum makmum memulai membaca surat Al fatiha tersebut... Sang Imam langsung menyambungnya dengan surat lain...dan makmum meneruskan pembacaan surat Al Fatiha tersebut....

Karna ada hadis yang pernah saya baca : sesunguhnya membaca surat Al Fatiha adalah hukumnya wajib dalam sholat...

Saya juga pernah membaca ( bukan hadis) bahwa apabila sang Imam telah membaca Al Fatiha secara Jahar.. maka gugurlah kewajiban makmum untuk membaca Al Fatiha, dan apabila Imam membaca Al Fatiha secara Siriah maka timbilah kewajiban makmum untuk membaca Al Fatiha...

Tuan Gura yang di Muliakan Allah ... Amin.
Yang ingin saya tanyakan:
1.Bagaimana caranya menghubungkan perintah Allah untukdiam dan mendengarkan ayat ayat Al Qur an dalam shola sedangkan kita harus membaca Al Fatiha...
2.Benarkah ada keterangan dari hadis apabila Imam membaca secara jahar Al Fatiha pada sholat maka telah gugur pula kewajiban makmum untuk membacanya...
3.dan sebainya.... bagaimanakan sikap da tindakan imam yang semestinya harus dilakukan...

Tuan Guru yang sangat saya Cintai...
Mohon haturan beribu maaf dari Tuan Guru kepada saya atas kesalahan kata dan penulisan ini.
Mohon maaf ya Tuan Guru...

Wassalamualaikum Wr Wb
Ttd
Muhammad Efendi

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :

Saudaraku yg kumuliakan,
mendengarkan bacaan imam adalah wajib hukumnya, sebagaimana firman Allah swt : Jika dibacakan padamu Alqur'an maka dengarkanlah dan diamlah dari bicara agar kalian dirahmati" (QS Al A'raf 204).

sedangkan Rasul saw bersabda : "Tiada shalat yg tak dibaca padanya Alfatihah" (Shahih Muslim).

maka wajib makmum mendengar bacaan imam yg membaca Alfatihah, dan wajib makmum membaca fatihah selepas bacaan imam diwaktu jeda yg diberikan imam antara fatihah dan surat, dan jika imam menyempitkan jeda waktu itu hingga ia segera membaca surat, maka makmum boleh meneruskan fatihahnya hingga selesai lalu mendengarkan lagi bacaan imam
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=13130〈=id#13130

makmum tetap wajib membaca fatihah, terkecuali jika masbuk dan sudah menemui imam dalam keadaan ruku', maka kewajiban fatihah nya gugur karena udzur syar'i (alasan yg diakui syariah), dan hal itu bukan berarti Fatihah hukumnya tidak wajib,

sebagaimana hukumnya haji yg hukumnya (fardhu) wajib, namun jika tidak mampu maka tidak wajib, namun itu adalah udzur syar'i, tak bisa dikatakan bahwa haji itu tidak wajib, hukumnya tetap wajib secara umum.

demikian pula fatihah dalam shalat.
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=11991〈=id#11991
www.majelisrasulullah.org

menahan buang angin/air saat sholat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Semoga kasih sayang allah selalu tercurah kepada habibana Munzir yang saya muliakan
Amin

Habib, bagaimana hukum nya jika saat kita sedang sholat, kemudian ternyata ingin buang angin/air tetapi ditahan sampai selesai sholat. Apakah sholatnya batal atau keutamaan sholat jadi berkurang? Dan bagaimana sebaiknya yang kita lakukan?

Mohon penjelasannya ya habib berdasarkan mazhab Syafi'i rahimuhullah

Jazakumullah,

Lutfi

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
jika hal itu datang sebelum kita shalat maka hendaknya segera buang air kecil karena makruh menahan buang air kecil, namun jika didalam shalat maka ia meneruskan shalatnya hingga selesai, terkecuali jika sangat menyakitinya jika ditahan maka boleh keluar dari shalatnya

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

www.majelisrasulullah.org

Sholat dan wudhu

Assalamualaikum wr.wb
Ya habib, semoga Allah selalu memberkati anda. shalawat beserta salam selalu kita sampaikan untuk kekasih Allah, Muhammad saw.
langsung saja bib saya ingin menanyakan, ;
1. bolehkah saat berwudhu kita membasuh leher?
2. pada saat akan sujud, mana yg di dahulukan, kedua telapak tangan atau lutut?
3. pada saat sujud, haruskan kedua tumit dirapatkan antara yg kiri dg yg kanan?
4. pada saat sujud, apakah lengan kita tidak boleh melebar?
sekian bib,mohon maaf apabila ada kata2 yg tak berkenan.
wassalamualaikum..

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kesejahteraan,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. sunnah membasuh leher, demikian dijelaskan oleh Hujjatul Islam al Imam Ghazali dalam bidayatul hidayah.

2. kedua lutut, baru kedua tangan, baru dahi

3. sunnah tidak merapatkannya.

4. sunnah dilebarkan

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

www.majelisrasulullah.org

Puasa dan Zakat

ass,,,

ya antum

ana mau tanya kira2 klo ganti puasa itu blh ga harinya di selang-seling misalnya pertama puasa hari senin lalu puasa yang ke dua gari rabu begitu seterusnya,,,


lalu ttg zakat, kira2 klo ana mau zakat pake uang hasil tabungan sendiri blh ga???
secara ana blm kerja dan pngin banget uang tabungan ana dizakatin drpd ana bl sesuatu yang menurut ana ga bgt pnting........

gitu,,,,

terus klo boleh berapa yang mesti dibayarkan???

makasih ya Antum,,,,,

Wassalam

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

Saudariku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :

ganti puasa itu blh ga harinya di selang-seling?
Hal itu diperbolehkan saudariku, atau bisa dengan menggabungkan niatnya dengan puasa sunnah senin - kamis, puasa Nabi Daud.
sabda Rasulullah saw : "shalat malam yg paling dicintai ALlah adalah shalat malam Daud, dan puasa yg paling dicintai ALlah adalah puasa Daud, yaitu sehari puasa dan sehari buka, yaitu tidur pada tengah malam dan bangun pada sepertiganya dan kemudian tidur pada seperenamnya, dan ia sehari berpuasa dan sehari berbuka" (Shahih Bukhari hadits no.1063)

Re:tentang puasa dan zakat - 2008/06/26 22:44 Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

Saudariku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :

ganti puasa itu blh ga harinya di selang-seling?
Hal itu diperbolehkan saudariku, atau bisa dengan menggabungkan niatnya dengan puasa sunnah senin - kamis, puasa Nabi Daud.
sabda Rasulullah saw : "shalat malam yg paling dicintai ALlah adalah shalat malam Daud, dan puasa yg paling dicintai ALlah adalah puasa Daud, yaitu sehari puasa dan sehari buka, yaitu tidur pada tengah malam dan bangun pada sepertiganya dan kemudian tidur pada seperenamnya, dan ia sehari berpuasa dan sehari berbuka" (Shahih Bukhari hadits no.1063)
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=9547〈=id#9547

Saudaraku yg kumuliakan,
hal itu merupakan Ijtihad dalam madzhab syafii bahw Taqriin Niyyah dalam puasa Qadha dan puasa nafilah adalah tandarij (diakui dan disahkan),

maka boleh saja melakukan puasa Qadha dibarenagi dengan puasa sunnah, demikian dijelaskan dalam Syarh Busyral Krim Bab Shaum.
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=5509〈=id#5509

lalu ttg zakat, kira2 klo ana mau zakat pake uang hasil tabungan sendiri blh ga???
gaji bulanan tidak terkena zakat, karena yg terkena zakat adalah 7 macam saja, yaitu :
1. Zakat Ni;am (ternak) terikat pada haul dan nishab
2. Zakat Badan (fitrah) terikat pada haul dan nishab
3. Zakat Tijarah (perdagangan) terikat pada haul dan nishab
4. Zakat Tsimar (buah buahan) terikat pada haul dan nishab
5. Zakat Maal (harta) terikat pada haul dan nishab
6. Zakat Ma'din (Tambang) terikat pada nishab saja tanpa haul
7. Zakat Rikaz (harta karun) terikat pada nishab saja tanpa haul

namun sebagian orang masa kini menambahnya dengan zakat bulanan, hal ini bertentangan dg syariah dan tidak selayaknya diberlakukan,

berikut jawaban saya di forum ini mengenai hal yg sama :

zakat profesi tidak diakui dalam seluruh madzhab ahlussunnah waljamaah, yg ada adalah zakat harta jika disimpan tanpa dipakai apa apa selama satu tahun,
bahwa zakat harta adalah setahun sekali jika melebihi nishab dan haul

Nishab : Batas jumlah / nilai yg ditentukan syariah yaitu seharga 84 gram emas murni. jika seharga itu atau seharga lebih dari itu maka terkena Nishab dan menanti syarat kedua yaitu haul.

haul : sempurna 1 tahun

jadi anda bekerja dan mendapat gaji itu tak ada wajib zakatnya, boleh anda bersedekah saja.

perhitungan zakat harta adalah jika anda menyimpan uang, atau emas anda baru kena zakat jika menyimpan uang itu sampai setahun, dan jumlah yg anda simpan telah melebih nishab selama setahun

uang yg dipinjam orang termasuk yg mesti dizakati.

mengenai harta berupa mobil, motor dlsb tidak terkena zakat harta, karena yg terkena zakat harta hanyalah Emas, perak, dan Uang, selain daripada itu tak terkena zakat harta.

maka emas,perak, dan uang yg disimpan melebihi nishob (84 gram harga emas murni), hingga haul (setahun penuh tidak turun dari jumlah nishob) maka terkena zakat.

namun jika anda menggunakannya untuk bertijarah, (asset dagang), maka seluruh asset termasuk dalam perhitungan zakat, yaitu rumah, mobil, motor dlsb, maka hal ini adalah Zakat Tijarah, berbeda dengan zakat harta.

zakat maal / harta dikeluarkan setahun sekali, terhitung hari sejak uang kita melebihi Nishob, dan Nishob zakat maal adalah seharga emas 84 gram, maka bila uang simpanan kita terus meningkat, misalnya mulai 4 Oktober 2006 uang simpanan kita mulai melebihi harga emas 84 gram, maka sejak tanggal 4 oktober itu terhitunglah kita sebagai calon wajib zakat, namun belum wajib mengeluarkan zakat karena menunggu syarat satu lagi, yaitu haul (sempurna satu tahun)

nah.. bila uang kita terus dalam keadaan diatas Nishob sampai 3 oktober 2007 maka wajiblah kita mengeluarkan zakatnya sebesar jumlah seluruh uang kita yg ada pd tgl 3 oktober sebesar 2,5%. (bukan uang kita yg pd 4 oktober 2006, atau uang kita bertambah menjadi 100 juta misalnya, lalu naik dan turun, maka tetap perhitungan zakat adalah saat hari terakhir ketika genap 1 tahun dikeluarkan 2,5% darinya).

bila uang kita setelah melebihi batas nishob, lalu uang kita berkurang misalnya pd januari 2007 uang kita turun dibawah harga emas 84 gram, maka sirnalah wajib zakat kita, kita tidak wajib berzakat kecuali bila uang kita mulai melebihi nishab lagi, saat itu mulai lah terhitung calon wajib zakat dg hitungan mulai hari tsb, dan itupun bila mencapai 1 tahun penuh tidak ada pengurangan dari batas nishob.

mengenai pendapat baru mengenai Zakat profesi ini, maka merupakan hal mungkar yg tak bisa diberlakukan, karena "Zakat" itu hukumnya fardhu ain, tak mengeluarkannya maka dosa dan haram,. masalahnya adalah orang yg tak mengeluarkan zakat maka halal dibunuh dan hartanya halal dirampas.

lalu maksud mereka ini mengada adakan zakat profesi seakan mereka ingin menambahkan hukum fardhu?, jadi mereka yg tak mengeluarkan zakat profesi maka halal darahnya, sebagaimana Khalifah Abubakar Assbhiddiq ra memerangi orang orang yg menolak berzakat,

kita terima kalau yg dimaksud adalah sedekah profesi, atau infak profesi, tapi jangan bicara zakat, karena zakat adalah fardhu,

hal yg fardhu adalah berlandaskan Nash Sharih dari Alqur'an dan Hadits, mereka berkata bahwa karena telah banyak orang yg murtad dikarenakan banyaknya kemiskinan, maka wajib kita menambah zakat..

duh.. kita terima keperdulian pada fuqara, namun jangan menambahkan hukum syariah lagi, sama saja jika anda menambah satu lagi shalat fardhu menjadi 6 waktu, dengan alasan orang masa kini lebih banyak dosa, maka perlu lebih banyak sholat..

tentunya hujjah ini tak bisa diterima karena bertentangan dengan Jumhur seluruh Madzhab,

berbeda dengan maulidan, tahlilan dll ini karena hal itu tak dijadikan fardhu, tapi sekedar penyemangat saja, namun fardhu tetap fardhu dan tak bisa dirubah lagi atau ditambah dan dikurangi.
--
nah.. saudaraku.., mengenai Gaji ini, boleh saja anda mewajibkan bagi anda sedekahnya, jikasedekah maka boleh 10%, boleh 50%, boleh seluruhnya pula, tapi bukan zakat lho saudaraku..
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=14293〈=id#14293

Jumlah Rakaat tarawih

Assalammualaikum Wr.Wb.

Habib Munzir yang saya hormati dan selalu saya harapkan petunjuknya, semoga selalu dalam Lindungan dan Rahmat Alloh SWT.

Habib saya ingin bertanya perihal sholat tarawih, saya ini adalah termasuk orang yang biasa di dalam lingkungan yang mengerjakan sholat tarawih dalam jumlah 20 rokaat. Beberapa tahun terakhir ini dalam bulan Ramadhan saya mengerjakannya seorang diri hanya sebanyak 8 rokaat.

pertanyaan :
*.Bolehkan kita melakukannya, karena saya takut jikalau berbeda mazhab menyebabkan tidak sah.

Atas perhatian dan jawabannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalammualaikum.

Jawaban

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban dari Habibana yang sudah ada di forum dengan pembahasan yang sama :

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya Keindahan Allah swt semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai Tarawih ini telah saya bahas berkali kali dengan pembahasan panjang lebar di web ini, anda dapat melihatnya dg menulis kata : “tarawih” di kanan atas tampilan di forum Tanya jawab ini, maka akan muncul pembahasan itu semua, namun yg secara ringkasnya adalah bahwa tarawih ini banyak riwayatnya, yaitu 11, 13, 23, 36, 38, 40 dll, namun Jumhur empat madzhab (pendapat sebagian besar 4 madzhab ahlussunnah waljamaah tidak satupun berpendapat ada tarawih yg kurang dari 20 rakaat.

Imam Syafii dan Hambali tarawih 23 rakaat, yaitu 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir, dan Imam Malik (maliki) tarawih 36 rakaat, atau 38 rakaat, ditambah witir 3 rakaat menjadi 39 rakaat atau 41 rakaat, dan tak ada satupun madzhab yg berpendapat 11 rakaat,

Entah darimana mereka menemukan fatwa itu, namun kita tak perlu bermusuhan untuk itu, barangkali ada orang orang tua yg jompo dan lemah hingga tak mampu 20 rakaat, atau para muallaf, atau orang yg sangat sibuk dg dunianya hingga malas tarawih 20 rakaat, maka biarkan saja mereka shalat 11 rakaat, jauh lebih afdhal daripada mereka tidak tarawih sama sekali,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dalam semua cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a’lam

www.majelisrasulullah.org

Tarawih perempuan

Assalamu'alaikum WR.WBR
Habib Munzir Almusawa
Yang saya hormati dan cintai

Semoga Habib dan anggota Majelis Rasulullah selau dalam lindungan ALLAH SWT
selalu....aaamiin.

Menjelang bulan suci Ramadhan yang akan datang sebentar lagi,saya ada pertanyaan
sekitar shalat sunnat tarawih.Biasanya para jamaah laki dan perempuan ikut meramai-
kan masjid untuk melaksanakan shalat tarawih yang di atur shaf-nya agar tidak
saling terbuka.pertanyaannya adalah:
1.Bagaimana shaf untuk wanita apakah ada di samping makmum laki-laki atau
di belakang makmum laki-laki(dengan di batasi kain atau papan)
2.Bagaiman hukumnya shalat tarawih yang di lakukan perempuan,sedangkan pada
shalat fardhu saja tidak di anjurkan olah syara'
3.Kalau sekiranya seorang perempuan itu memeang tidak di anjurkan shalat tarawih
di masjid bagaimana kalau melaksanakan di rumah dengan berjamaah sesama jenis.
4.Afdhol mana shalat tarawih yang di lakukan perempuan apakah dengan berjamaah
atau shalat tarawih sendirian.(karena kalau berjamaah harus keluar rumah)
5.Apakah seseorang yang shalat tarawih hanya delapan raka'at sah menurut mazhab
Imam Syafi'i
6.Ada pendapat bahwa dari pada tidak sama sekali shalat tarawih jadi lebih baik
shalat tarawi walau hanya delapan raka'at,apakah pendapat ini benar.

Demikain pertanyaan saya semoga Habib dapat menjelaskan maksud saya ini

Syukron katsiro
Gunung-Putri

Jawaban Habib Mundzir
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, dan dalam madzhab syafii diperbolehkan wanita melakukan Tarawih, pelarangan atas kaum wanita ke masjid adalah hal yg bertentangan dg perintah Rasul saw, sebagaimana sabda beliau saw : "Jangan kalian larang kaum wanita kalian ke masjid, dan sebaik baik bagi mereka adalah dirumah mereka" (Sunan Abu dawud dg sanad shahih).

maka jelas sudah mengenai shalat fardhu disunnahkan kaum wanita berjamaah ke masjid, walau dirumah afdhal.

maka jika mereka melakukannya di rumah hal itu afdhal.

tarawih dalam Jumhur seluruh madzhab dilakukan berjamaah, walaupun ada juga para sahabat yg melakukannya sendiri sendiri.

shalat tarawih dalam seluruh madzhab tidak ada yg 8 rakaat, namun tak ada pula perintah untuk melarangnya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

KH.SYAFI’I HADZAMI (SUMUR YANG TAK PERNAH KERING)

KH.SYAFI’I HADZAMI (SUMUR YANG TAK PERNAH KERING)
25/08/2007

KH.SYAFI’I HADZAMI

Muallim Syafi’i panggilan tersebut akrab di telinga murid-murid beliau. Kedalaman ilmu serta ketawadhuan beliau memang pantas rasanya bila KH.Syafi’i Hadzami mendapat julukan Muallim Jakarta, sejak muda beliau gemar sekali menuntut ilmu dan tak pernah merasa puas terhadap ilmu yang beliau miliki, maka tak heran bila beliau menguasai beberapa fan ilmu seperti Ilmu Fiqih, ilmu Falaq, ilmu Hadist , Ilmu Tauhid dan berbagai disiplin ilmu-ilmu lainnya. Salah satu Guru beliau yang sangat beliau Hormati adalah Syech Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani seorang Ulama terkemuka dari Mekkah yang bergelar Musnidud Dunya, dan guru- guru beliau lainnya adalahKyai Husain, K.H. Abdul Fattah, Ustaz Sholihin,Habib Ali Bungur, Habib Ali alhabsyi kwitang K.H. Ya’qub Sa`idi, .

Beliau Bernama Muhammad Syafi”i putra Bewati lahir pada tgl 31 jan 1931 ayahnya bernama Muhammad Saleh Raidi, gelar Hadzami diberikan oleh guru-guru dan para Ulama karena kedalaman ilmu yang beliau miliki dalam memahami serta menjelaskan masalah-masalah yang tergolong rumit untuk dipahami dan Muallim Syafi’i dengan mudah menjelaskan masalah-masalah tersebut dengan berbagai sumber referensi yang beliau miliki. Muallim Syafi’i mengajar dibeberapa majlis ta’lim di Jakarta bahkan menurut penuturan murid beliau sebelum meninggalpun Muallim Syafi’i Hadzami masih sempat mengajar di Masjid Ni’matul Ittihad pondok pinang jakarta selatan,Majlis -majlis ta’limnya tak pernah sepi selalu dipadati oleh jamaah yang berasal dari berbagai kawasan Jabotabek bukan hanya dari kalangan umum saja yang mendatangi majlis beliau bahkan Para Ulama serta para Asaatidz turut hadir dalam menimba ilmu dari beliau. Waktu yang begitu berharga tidak beliau sia-siakan untuk hal hal yang tidak berguna, beliau pergunakan seluruh waktunya untuk mengajar dan membimbing umat, dan salah satu bentuk ketawadhuan beliau adalah beliau selalu menganggap guru terhadap para ulama dan para Habaib walaupun kapasitas keilmuan yang beliau miliki melebihi para ulama dimasanya. Beliau tekun selalu membaca dan menelaah kitab-kitab, karya beliau yang termashur adalah Kitab Al Hujjalul Bayyinah , Kitab Sullamul’arsy fi Qiraat Warasy yang berisi tentang Kaedah Bacaan Alquran Imam Warasy,Kitab Taudhihul Adillah , 100 masalah Agama,Risalah sholat tarawih, risalah Qoblyah Jum’at.

khsyafii-hadzamikanan.jpg

Karisma keulamaan yang tampak dalam diri Muallim Syafi’i memancar , beliau bukan saja dikenal di indonesia tapi kedalaman ilmu beliau juga dikenal di luar negri seperti di Mekkah dan Hadromaut Tarim.Beliua juga sering mendapat kunjungan dari beberapa ulama Tarim seperti Alalamah Habib Umar bin Hafidz pengasuh pon-pes Darul Musthofa Tarim Hadromaut.



Ba’da mengajar di Masjid Ni’matul Ittihad tepatnya tanggal 07 may2006 beliau merasakan nyeri di dada dan sesak napasnya, hingga akhirnya Muallim Syafi’i dilarikan kerumah sakit RSPP pertamina namun ditengah perjalanan Alloh SWT memanggilnya untuk kembali menghadapnya, retak agama….rengat agama…dengan meninggalnya orang alim….linangan air mata mengalir dari murid-murid serta orang-orang yang mencintai beliau ,ribuan orang berdatangan kerumah beliau untuk mensholati bahkan menurut penuturan murid beliau yang mensholati jenazah Muallim Syafi’i tak putus-putus dari pagi hingga malam hari.


sumber : http://sachrony. wordpress. com/2008/ 02/20/khsyafii- hadzami-sumur- yang-tak- pernah-kering/



Blog Entry Al-Mu'allim K.H.M. Syafi'i Hadzami Rhm. (Sumur yang Tak Pernah Kering) Sep 8, '06 2:25 AM
for everyone

1. Nama dan Masa Kecil Mu’allim

Beliau di lahirkan dengan nama “Muhammad syafi’I bih M. Sholeh Raidi, di daerah Batu Tulis, Kebayoran, Jakarta Selatan. Beliau dilahirkan pada tanggal 31 Januari 1931, atau bertepatan dengan 12 Romadhon 1349 H. Beliau mempunyai 8 orang saudara kandung, tetapi karena salah satu meninggal dunia ketika masih kecil, mu’allim hanya memiliki 7 orang saudara saja.

2. Pendidikan Mu’allim

Sejak masih kecil, mu’allim tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Tapi beliau tinggal bersama kakeknya yaitu, bpk. Husin, di daerah Pecenongan. Beliau, sebagai mana lazim orang betawi dahulu, memanggil kakeknya dengan sebutan jid. Dan di dalam asuhan kakeknyalah mu’allim mendapatkan didikan ilmu-ilmu agama, seperti ilmu al-qur’an beserta tajwidnya. Sehingga tak heran pada usia 9 tahun, mu’allim berhasil mengkhatamkan al-qur’an serta mengajar kawan-kawannya. Dan kakeknya pula lah, yang berhasil menanamkan kegemaran dan kecintaan mu’allim kecil terhadap ilmu agama. Sehingga beliau tumbuh, sebagai pribadi yang menggemari ilmu agama.

3. Memburu Ilmu, Mengejar Guru

Sebagai mana diberitahukan sebelumnya, mu’allim sejak kecil, adalah sosok yang sangat menggemari ilmu agama. Hal ini dibuktikan dengan pengembaraannya untuk menuntut ilmu. Meskipun cakupannya hanya di wilayah Jakarta saja, namun tidak berarti semuanya berlangsung biasa saja. Banyak sekali hal yang patut kita jadikan sebagai bahan renungan, mulai dari metode belajar beliau maupun startegi yang beliau lakukan dalam menuntut ilmu (untuk lebih jelas bisa dibaca di biografi beliau “Sumur yang Tak Pernah Kering”, terbitan Yayasan Al-‘Asyirotusy Syafi’iyah). Beliau juga beruntung karena mendapatkan ulama terkemuka di zamannya sebagai gurunya. Dan istimewanya, beliau pun mendapatkan tempat khusus di hati para gurunya. Berikut daftar para ulama ridhwanullaha ‘alaihim yang memberikan pendidikan kepada al-mu’allim :

* K.H. Sa’idan
* Syd Ali bin Husein al-Athas (Habib Ali Bungur)
* Syd Ali bin Abd Rohman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang)
* K.H. Mahmud Romli
* K.H. Ya’kub Sa’idi
* K.H. Muhammad Ali Hanafiyyah
* K.H. Mukhtar Muhammad
* K.H. Muhammad Sholeh Mushonnif
* K.H. Zahruddin Utsman
* Syekh Yasin bin Isa al-Fadani
* K.H. Muhamad Thoha
* Dan ulama lainnya.

4. Aktivitas Mengajar Mu’allim (Sumur yang Tak Pernah Kering)

Buah dari kerja keras mu’allim menuntut ilmu ke banyak ulama di Jakarta, mulai terlihat. Majlis ta’lim nya tersebar di lima wilayah ibu kota, bahkan sampai merambah ke daerah Jawa Barat. Apabila di total, aktivitas mengajar mu’allim menyebar sampai ke lebih dari 30 majlis ta’lim. Itu berarti tiap harinya mu’allim mesti mengajar di 4-5 tempat, dengan murid yang berbeda dan juga kitab yang berbeda. Subhanallah. Yang lebih hebat lagi, majlis mu’allim tidak hanya dihadiri oleh kalangan umum saja. Tidak sedikit para kyai serta asatidz yang berdatangan untuk menimba ilmu di sumur yang tak pernah kering itu. Dari sekian banyak majlisnya itu, ada satu yang melalui media radio, yang ketika itu berlangsung di Radio Cendrawasih. Pangajian udara inilah, yang nantinya membidani lahirnya karangan Mu’allim yang fenomenal, yaitu kitab “Taudhihul Adillah (1-7)”.

5. Buah Karya Mu’allim

Kita patut menyambut gembira kehadiran karya-karya Mu’allim yang manfaatnya telah banyak diakui oleh banyak orang, baik dari kalangan ulama maupun orang awam. Hingga kini, sudah puluhan karya yang telah dihasilkan Mu’allim. Pada umumnya karya beliau (kecuali Kitab Taudhihul Adillah) berupa risalah-risalah kecil. Berikut penulis sampaikan beberapa karya mu’allim beserta sedikit ringkasannya.



* Taudhihul Adhillah

Judul buku ini, yaitu Taudhihul Adhillah (menjelaskan dalil-dalil) , benar-benar tepat menggambarkan isi buku tersebut. Seperti diberi tahukan sebelumnya, kelahiran kitab ini bermula dari acara Tanya jawab agama yang diasuh oleh Mu’allim di Radio Cendrawasih. Menurut mu’allim kitab ini adalah kitab yang tidak perlu capaek-capek dalam membuatnya, karena kitab ini adalah “rekaman” dari Tanya jawab tersebut. Kitab ini (dari jilid I s/d VII) telah berkali-kali di cetak ulang. Peredarannya pun bukan hanya di Indonesia tetapi juga sampai merambah ke negeri Jiran dan beberapa Negara Timur Tengah.

* Risalah Qobliyah Jum’at

Risalah ini membahas tentang kesunnatan Qobliyyah Jum’at dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Dalam risalah ini dikemukakan nash-nash Al-Qur’an, hadits, dan pendapat para fuqoha’ (ahli fiqih).

* Risalah Sholat Tarawih

Untuk memenuhi hajat kaum muslimin akan penjelasan tentang sholat tarawih, disusunlah risalah ini. Di dalamnya dijelaskan dalil-dalil dari hadits dan keterangan para ulama (termasuk imam mujtahid) yang berkaitan dengan sholat tarawih. Mulai dari pengertiannya, ikhtilaf tentang jumlah roka’atnya, cara pelaksanaannya, dll dibahas dalam kitab ini.

6. Wafatnya Mu’allim

Pada pagi hari, ahad 7 Mei 2006, selepas Mu’allim mengajar di Masjid Pondok Indah, beliau mengeluh sakit pada jantungnya. Akhirnya dalam perjalanan menuju RSPP Pertamina, beliau kembali berpulang ke pangkuan Allah dengan Husnul Khotimah. Banyak para muridnya yang terkejut mendengar berita tersebut. Tak hentinya mereka datang ke kediaman Mu’allim di daerah Kebayoran, untuk mensholati dan mendo’akan kepergian beliau. Bahkan disebutkan sholat jenazah dilakukan tak putusnya mulai dari siang sampai malam hari. Sungguh ketika itu Ummat Islam, khususnya di Indonesia telah kehilangan putra terbaiknya.

Sumber : Buku (K.H.M. Syafi’I Hadzami ; Sumur yang Tak Pernah Kering)

Catatan : Mungkin sekelumit catatan di atas, belum cukup untuk menggambarkan sosok sang Mu’allim K.H. Muhammad Syafi’I Hadzami. Untuk lebih jelasnya, sahabat bisa membaca biogarafi beliau (K.H.M. Syafi’I Hadzami ; Sumur yang Tak Pernah Kering). Wallohu a’lam bish showab.



Al Faqir Ilallah


Wahyu Hidayat
sumber : http://ksatriaberku da.multiply. com/journal/ item/2/Al- Muallim_K. H.M._Syafii_ Hadzami_Rhm. _Sumur_yang_ Tak_Pernah_ Kering

Al walid Habib 'Abdur Rahman bin Ahmad bin 'Abdul Qadir as-Saqqaf

Hari Isnin, waktu Zohor tanggal 7 Rabi`ul Awwal 1428H (26 Mac 2007)
kembali seorang lagi ulama kita ke rahmatUllah. Habib 'Abdur Rahman
bin Ahmad bin 'Abdul Qadir as-Saqqaf dilahirkan di Cimanggu, Bogor.
Beliau telah menjadi yatim sejak kecil lagi apabila ayahandanya
berpulang ke rahmatUllah dan meninggalkan beliau dalam keadaan dhoif
dan miskin. Bahkan beliau sewaktu-waktu terkenang zaman kanak-
kanaknya pernah menyatakan: "Barangkali dari seluruh anak yatim,
yang termiskin adalah saya. Waktu Lebaran, anak-anak mengenakan
sandal atau sepatu, tapi saya tidak punya sandal apa lagi sepatu."

Tapi kemiskinan tidak sekali-kali menghalangi beliau dalam menuntut
ilmu agama. Bermula dengan pendidikan di Jamiat al-Khair, Jakarta,
dan seterusnya menekuni belajar dengan para ulama sepuh seperti
Habib 'Abdullah bin Muhsin al-Aththas rahimahUllah yang lebih
terkenal dengan panggilan Habib Empang Bogor. Beliau sanggup
berjalan kaki berbatu-batu semata-mata untuk hadir pengajian Habib
Empang Bogor. Selain berguru dengan Habib Empang Bogor, beliau turut
menjadi murid kepada Habib 'Alwi bin Thahir al-Haddad (mantan Mufti
Johor), Habib 'Ali bin Muhammad bin Thahir al-Haddad, Habib Ali bin
Husein al-Aththas (Habib Ali Bungur), Habib Ali bin 'Abdur Rahman al-
Habsyi (Habib Ali Kwitang) dan beberapa orang guru lagi. Dengan
ketekunan, kesungguhan serta keikhlasannya, beliau dapat menguasai
segala pelajaran yang diberikan dengan baik. Penguasaan ilmu-ilmu
alat seperti nahwu telah membuat guru-gurunya kagum, bahkan
menganjurkan agar murid-murid mereka yang lain untuk belajar dengan
beliau.
Maka bermulalah hidup beliau menjadi penabur dan penyebar ilmu di
berbagai madrasah sehinggalah akhirnya beliau mendirikan pusat
pendidikan beliau sendiri yang dinamakan Madrasah Tsaqafah
Islamiyyah di Bukit Duri, Jakarta. Dunia pendidikan memang tidak
mungkin dipisahkan dari jiwa almarhum Habib 'Abdur Rahman, yang
hampir seluruh umurnya dibaktikan untuk ilmu dan pendidikan sehingga
dia disebut sebagai gurunya para ulama. Sungguh almarhum adalah
seorang pembimbing yang siang dan malamnya menyaksikan keluhuran
akhlak dan budi pekertinya, termasyhur dengan kelembutan
perangainya, termasyhur dengan khusyu'nya, termasyhur dengan
keramahannya oleh segenap kalangan masyarakat, orang-orang miskin,
orang kaya, pedagang, petani, kiyai, ulama dan orang-orang awam yang
masih belum mendapat hidayah pun menyaksikan kemuliaan akhlak dan
keramahan beliau rahimahullah, termasyhur dengan keluasan ilmunya,
guru besar bagi para Kiyai dan Fuqaha di Indonesia, siang dan
malamnya ibadah, rumahnya adalah madrasahnya, makan dan minumnya
selalu bersama tamunya, ayah dan ibu untuk ribuan murid-muridnya.
Selain meninggalkan anak-anak kandung serta ribuan murid yang
menyambung usahanya, beliau turut meninggalkan karangan-karangan
bukan sahaja dalam Bahasa 'Arab tetapi juga dalam Bahasa Jawa dan
Sunda. Karangannya pula tidak terbatas pada satu cabang ilmu sahaja,
tetapi berbagai macam ilmu, mulai dari tauhid, tafsir, akhlak, fiqh
hinggalah sastera. Antara karangannya yang dicetak untuk kegunaan
santri-santrinya: -
Hilyatul Janan fi hadyil Quran;
Safinatus Sa`id;
Misbahuz Zaman;
Bunyatul Ummahat; dan

Buah Delima.
Maka bulan mawlid tahun ini menyaksikan pemergian beliau ke
rahmatUllah. Mudah-mudahan Allah menempatkan beliau bersama para
leluhur beliau sehingga Junjungan Nabi s.a.w. dan semoga Allah
jadikan bagi kita yang ditinggalkannya pengganti.

Rabu, 03 September 2008

MUALLIM SYAFI'I HADZAMI

MUALLIM SYAFI'I HADZAMI
Ulama Asli Betawi yang Disegani para Habaib
02/09/2008

Pada masa kekuasaan Prabu Siliwangi, kawasan Betawi disebut sebagai
Sunda Kelapa di bawah kerajaan Pajajaran. Pada Masa kerajaan Islam,
kawasan ini berada di bawah kendali Kesultanan Banten, sedangkan ketika
Belanda datang, maka ia disebut sebagai Batavia.

Karena sebenarnya Batavia adalah sebuah kota baru (benar-benar dibangun
baru) yang berupa kota benteng dengan meniru semacam kastil di Eropa,
yakni terletak di sepanjang garis pantai yang sekarang disebut sebagai
kawasan Kota dan Ancol, maka daerah-daerah pemukiman penduduk Asli yang
bukan kawasan pesisir murni tetap berada dalam situasi sebagaimana
asalnya, seperti sebelum benteng Batavia didirikan oleh Belanda. Yang
membedakan hanyalah, statusnya yang terjajah dan penguasanya yang kejam
serta kondisi kehidupan yang kian sengsara, selebihnya tetap utuh
seperti adanya, mengaji dan bercocok tanam.

Betawi adalah sebuah kawasan yang sangat religius sebelum menjadi
seperti yang kita kenali sekarang sebagai kawasan metropolitan dengan
berbagai kesibukan pemerintahan, bisnis dan hiburan saat ini. Betawi
adalah sebuah tempat yang khas dengan tradisi kesantrian yang berbeda
dengan kawasan-kawasan lain di pulau Jawa, baik tanah Pasundan maupun
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tradisi kesantrian di Betawi sungguh sangatlah unik, karena masyarakat
betawi umumnya tidak mengandalkan pesantren dengan asrama tinggal para
santri dalam mendidik generasi penerusnya. Betawi memiliki tradisi
mengaji yang sedemikian kuat terhadap para ulama di tempat tinggal yang
berbeda-beda. Para santri pergi mengaji dan kemudian pulang kembali ke
rumahnya begitu pengajian selesai. Mereka dapat berpindah-pindah guru
mengaji menurut kecocokan masing-masing santri. Kondisi seperti ini
berlangsung hingga tahun 1960-an. Biasanya jika mereka ingin meneruskan
pendidikannya, biasanya mereka akan melanjutkan ke Timur Tengah,
terutama ke Makkah.

Di tengah-tengah suasana penjajahan Belanda yang menjadikan kehidupan
seluruh rakyat berada dalam kesulitan, terlahirlah seorang bayi mungil
pertama dari pasangan suami istri Muhammad Saleh Raidi dan Ibu Mini yang
diberi nama Muhammad Syafi'i pada tanggal 31 Januari 1931 M. bertepatan
dengan 12 Ramadhan 1349 H. di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Ayah
Syafi'i adalah seorang Betawi asli, sedangkan ibunya berasal adari
daerah Citeureup Bogor. Ayahnya adalah seorang pekerja pada perusahaan
minyak asing di Sumatera Selatan. Dua tahun kemudian, setelah Syafi'i
lahir, ayahnya pulang ke kampung halaman dan tidak pernah kembali lagi
bekerja di perusahaan minyak asing. Ayahnya kemudian bekerja sebagai
penarik bendi.

Ulama Betawi ini sejak kecil di asuh oleh kakeknya dari pihak ayah, yang
merupakan seorang guru agama yang tinggal di daerah Batu Tulis XIII,
Pecenongan yang bernama guru Husin. Karenanya, Syafi'i kecil juga didik
sebagai guru agama. Kakeknya ini adalah seorang pensiunan pegawai
percetakan yang tidak memiliki anak, sehingga sebenarnya, ia bukanlah
kakek langsung, melainkan paman dari ayah Syafi'i. dengan demikian ia
memiliki banyak waktu untuk mendidik syafi'i mengaji bersama dengan
teman-temannya di samping berdagang kecil-kecilan untuki mengisi waktu
senggang. Dari sini terlihat bahwa Syafi'i adalah anak yang cerdas dan
ulet, ia tidak suka menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bersantai-santai
saja.

Kakeknya ini sangat keras dalam mendidik anak-anak, sehingga dalam usia
Sembilan tahun, Syafi'i telah berhasil menghatamkan al-Qur'an. Sejak
kecil Syafi'i tidak pernah mengalami benturan dengan kakeknya. Meskipun
kakeknya ini adalah orang kaya dan pensiunan pegawai percetakan, namun
ia sama sekali tidak pernah mencita-citakan cucunya kelak menjadi
seorang pegawai juga. Karenanya, kakeknya selalu mengajak Syafi'i ke
tempat-tempat pengajian, kemana pun kakeknya ini mengaji. Sebagai
seorang guru ngaji, kakeknya juga menginginkan cucunya belajar mengaji
dan bergulat di bidang agama.

Sehingga teman-teman dan guru-guru kakeknya, secara otomatis juga
menjadi guru langsung dari Syafi'i muda. Di antara teman-teman kakeknya
ini adalah, Guru Abdul Fatah yang tinggal di daerah Batu Tulis. Juga
kepada Bapak Sholihin di Musholla kakeknya, sehingga Musholla tempatnya
mengaji ini kemudian dinamakan dengan Raudhatus Sholihin.

*Menikah dan Terus Belajar*
Sebagaimana kebiasaan masyarakat Betawi pada waktu itu, bahkan
masyarakat Indonesia pada umumnya, maka Syafi'i juga menikah di usia
muda, yakni tujuh belas tahun. Syafi'i menikahi gadis teman
sepermainannya di Batu Tulis, seorang gadis bernama Nonon. Ketika
menikah Syafi'i telah mengikuti neneknya pindah ke kawasan Kemayoran
sepeninggal kakeknya.

Syafi'i yang sejak kecil memang sangat gigih dalam menuntut ilmu dan
menjalani hidup yang serba dibatasi dalam didikan kakeknya, tek
menjadikan pernikahan sebagai hambatan untuk terus mencari ilmu. Syafi'i
menamatkan sekolah dasar pada tahun 1942 M. dan setelah kemerdekaan ia
bekerja sebagai karyawan di RRI. Karena ia juga selalu membawa-bawa
kitab-kitab bacaannya, maka ruang kerjanya yang di RRI juga berfungsi
sebagai tempat muthala'ah.
Karena telah dewasa dan memiliki cukup ilmu, maka selain bekerja dan
berumah tangga, Syafi'i juga mulai mengajar secara resmi.
Berangsur-angsur kemudian ia sering dipanggil sebagai Muallim syafi'i,
yang berarti Guru Syafi'i. Namun bukan berarti setelah mulai mengajar,
ia berhenti berguru dan mengaji. Muallim Syafi'i tetap merupakan pribadi
yang tawadhu' dan senantiasa giat menuntut ilmu. Karenanya, ia tetap
memiliki banyak guru yang aktif menyampaikan ilmu-ilmu agama kepadaya,
selain telah mulai memiliki banyak murid.

Di antara guru-gurunya tersebut adalah, Habib Ali bin Husein al-Atthas,
di Bungur kawasan Senen Jakarta Pusat; Ajengan KH. Abdullah bin Nuh,
dari Cianjur Jawa Barat yang aktif berceraman di RRI; Habib Ali bin
Abdurrahman al-Habsyi, Kwitang Jakarta Pusat; KH. Ya'qub Saidi, Kebun
Sirih Jakarta Pusat; KH. Muhammad Ali Hanafiyah: Pekojan Jakarta Barat;
KH. Muhtar Muhammad, kebun Sirih; KH. Muhammad Sholeh Mushonnif,
Kemayoran Jakarta Pusat; KH.Zahruddin Usman yang berasal dari Jambi; dan
sederet ulama-ulama lain di seantero Jakarta, baik yang memang tinggal
di Jakarta, maupun para ulama yang sedang bertugas di Jakarta. Syeikh
Yasin bin Isa al-Fadani adalah salah satu guru dari Muallim Syafi'i,
karena seringkali ketika Syeikh Yasin berkunjung ke Jakarta dan tinggal
di tempat salah seorang temannya di Prapanca Jakarta Barat, Muallim
Syafi'i selalu menyempatkan hadir di pengajian-pengajian yang di buka
oleh Syeikh Yasin di sana.

Dari tata cara beginilah, mengajar sembari terus menuntut ilmu, Muallim
Syafi'i mendarmabaktikan hidupnya untuk perkembangan islam di Jakarta.
Lambat laun, nama muallim Syafi'i bertambah menjadi Syafi'i Hadzami.
Ketika Beliau telah bergelut dengan masyarakat sela puluhan tahun, maka
namanya kemudian menjadi salah satu tokoh terdepan di kehidupan umat
Islam Jakarta. Murid-muridnya terdiri dari beragam usia, latar belakang
profesi dan kesukuan. Hal ini terjadi seiring terus tergesernya dan
perpindahan para penduduk asli Betawi dari kampong-kampung asal mereka.
Sehingga pengajian-pengajian Muallim Syafi'i Hadzami yang dahulu ramai
dikunjungi oleh penduduk suku Betawi, lambat laun juga dibanjiri oleh
penduduk-penduduk pendatang yang beragam sukunya.

*Kharisma dan Daya Tarik*
Termasuk pula yang menjadi daya tarik pengajian Muallim Syafi'i Hadzami
adalah karena pengajian-pengajiannya selalu juga dihadiri oleh para Kyai
dan teman-teman seperjuangannnya. Bahkan banyak sekali para ulama yang
dahulunya adalah guru-guru Muallim Syafi'i, kini menghadiri
pengajian-pengajian Beliau sebagai murid atau pendengar.

Sejak awal, Muallim Syafi'i Hadzami telah mengajar ke berbagai majlis
ta'lim. Pada tahun 1963, pada usia 32 tahun, Beliau membentuk sebuah
Badan Musyawarah Majlis Ta'lim (BMMT) yang diberi nama al-'Asyirotus
Syafi'iyyah. Badan ini kemudian berkembang menjadi sebuah Yayasan pada
tahun 1975 yang mampu mendirikan sebuah komplek pesantren di kampung
Dukuh, kebayoran lama, Jakarta Selatan. Pesantren ini kemudian
berkembang mejadi sebuah lembaga pendidikan yang berhasil mengelola
pendidikan dari tingkat TK hingga Aliyah. Di komplek pesantren inilah
kemudian Muallim Syafi'i tinggal sepanjang usianya. Namun demikian
pengajian-pengajian ke berbagai penjuru Jakarta tetp dilakoninya
sepanjang hidup. Bahkan hampir-hampir tiada waktu luang untuk sekedar
bersantai, karena kalaupun Muallim sedang tidak mengajar, maka Beliau
pasti sedang Muthola'ah. Hal ini dikarenakan sedemikian cinta beliau
kepada ilmu-ilmu agama. Bahkan karena cintanya ini, ruang tamu di
rumahnya pun lebih mirip sebagai perpustakaan.

Gaya bicaranya datar-datar saja namun tertib dan jelas, cara
berpakaiannya yang wajar-wajar saja, dan sikapnya yang tenang, serta
pembawaannya yang sederhana, menjadikan Muallim disegani oleh seluruh
ulama di betawi, baik dari kalangan habaib maupun para ulama Betawi
Asli. Hal ini terutama sekali dikarenakan sikap Beliau yang sangat teguh
dalam memegang prinsip-prinsip agama. Selain itu Muallim Syafi'i Hadzami
juga terkenal sangat rendah hati dan mencintai para muridnya.

Menurut KH. Rodhi Sholeh, salah seorang Mustasyar PBNU yang mengenal
Muallim Syafi'i Hadzami ini dalam sebuah pengajian di PWNU DKI Jakarta,
Muallim Syafi'i Hadzami adalah sosok guru yang tidak suka menyombongkan
diri meskipun Beliau sangat alim. Banyak orang-orang dari daerah yang
merasa telah menjadi Betawi setelah kenal dengan beliau, karena Beliau
sama sekali tidaklah membedakan mana orang-orang pendatang dari daerah
dan mana orang-orang asli Jakarta.

Sementara KH. Irvan Zidni yang mengaku sering bertemu langsung di
forum-forum Batsul Masail Muktamar PBNU mengakui bahwa Muallim Syafi'i
Hadzami memberi bobot yang berbeda kepada ulama-ulama asal Jakarta,
karena dalam forum-forum seperti itu, memang biasanya pendapat mereka
sering ditolak. Namun keberadaan Muallim Syafi'i Hadzami mampu menepis
kebiasaan ini. Muallim memang memiliki kemampuan keilmuan yang cukup
untuk mempertahankan pendapat-pendapatnya. Dalam arena batsul masail,
kemampuannya sebanding dengan para ulama dari daerah-daerah lain yang
sedari kecil menuntut ilmu di pesantren selama puluhan tahun, sehingga
sangatlah sukar untuk meruntuhkan argumen-argumen Beliau.

*Karya-Karya*
Muallim Syafi'i Hadzami, selain mendarmabhaktikan seluruh aktivitasnya
untuk kemajuan umat Islam, khususnya di daerah Jakarta, Beliau juga
memiliki karya-karya tulis yang masih dapat dijadikan referensi hingga
sekarang. Karya-karya Muallim hampir semuanya ditulis sebelum era
1980-an meski masih memiliki usia panjang hingga akhir 2006, namun tidak
lagi ditemukan karya-karya yang merupakan buah tangan langsung Beliau
pada era-1990-an. Beberapa buku memang kemudian banyak di terbitkan,
terutama setelah tahun 2000 M. namun kesemuanya adalah kumpulan hasil
transkripsi pidato-pidato Muallim, baik dalam pengajian-pengajian darat
maupun pengajian-pengajian yang disiarkan melalui gelombang radio.

Karya-karya tersebut antara lain adalah Taudhihul Adillah yang
menjelaskan tentang hukum-hukum syariat berikut dengan dalil-dalil dan
keterangan-keterangannya; Sullamul Arsy fi Qiro'atil Warsy yang
menjelaskan tentang seluk beluk bacaan bacaan al-Qur'an menurut Imam
Warsy, kitab ini disusun pada tahun 1956 M. saat berusia 25 tahun.

Sementara karya-karya lain biasanya berupa penjabaran tentang suatu
permasalahan, seperti penggalan-penggalan sebuah permasalahan hokum dan
ibadah-ibadah tertentu. Karya-karya jenis ini antara lain, Qiyas adalah
Hujjah Syariah (1969 M.); Qabliyyah Jum'at; Shalat tarawih; Ujalah
Fidyah Sholat (1977 M.) dan Mathmah ar-Ruba fi Ma'rifah ar-Riba (1976 M.).

*Muallim dan Kitab Kuning*
Hingga usia senjanya, hari-hari Muallim Syafi'i Hadzami senantiasa diisi
dengan mengajar berpindah-pindah, dari satu majlis ta'lim ke majlis
ta'lim lain. Meskipun lembaga pendidikan yang didirikannya kini telah
berkembang dan mapan, namun Beliau senantiasa membagi waktunya untuk
ummat secara merata.

Kenyataan ini menjadikan hari-hari Muallim senantiasa berjibaku dengan
kitab kuning, sebab pengajian-pengajian Muallim Syafi'i Hadzami tidak
pernah lepas dari kitab kuning. Di sini Beliau tampak menekankan betapa
tradisionalisme adalah sebuah watak perjuangan yang tidak boleh
ditinggalkan begitu saja.
Dalam pandangan Muallim, kitab kuning merupakan dasar bagi pemahaman
umat Islam untuk memahami sumber hukum asal syariat.

Ini berarti bahwa dalam pandangan Syafi'i Hadzami, sebuah kesalahan
fatal apabila mencoba memahami al-Qur'an dan hadits secara langsung
tanpa mengerti pandangan dari para ulama terlebih dahulu. Syafi'i
Hadzami meyakini bahwa kitab kuning masih selalu relevan dan selalu
menawarkan hal-hal baru bagi masyarakat Muslim. Hal ini tentu saja
menunjukkan bahwa Muallim Syafi'i sangat mengikuti perkembangan kitab
kuning. Artinya pembacaan dan oleksi kitab-kitab kuningnya boleh
dibilang up to date. Memang Muallim Syafi'i Hadzami sangat banyak
mengoleksi kitab-kitab kuning yang beraneka ragam, mulai klasik, modern
hingga kontemporer.

Karena telah mengenyam manfaat yang demikian besar dari kitab kuning,
maka Muallim memiliki kiat-kiat jitu untuk dapat menguasai kitab kuning
dengan benar, dengan arti yang sebenarnya. Menurut Muallim, hal
pertama-tama yang semestinya dilakukan oleh para santri yang mempelajari
kitab kuning adalah menguasai ilmu-ilmu alat, hingga masalah yang
sekecil-kecilnya. Ini berarti seorang pembaca kitab kuning haruslah
memahami lughat. Artinya harus mengenal lughat yg berbeda-beda, serta
harus memiliki rasa penasaran yang tinggi kepada ilmu-ilmu perbandingan
madzhab, sehingga tidak kaku dalam memberikan fatwa atau memandang suatu
permasalahan hukum.

Hal ini jelas sangat terlihat dari aktivitas-aktivitas muallaim yang
bukan hanya di MUI DKI Jakarta saja, melainkan juga di NU. Muallaim
sangat rajin menghadiri batsul masail-batsul masail, dan rapat
pleno-rapat pleno yang diadakan oleh PBNU, terutama yang diadakan di
Jakarta. Hingga pada muktamar NU ke 29 di Cipasung, Tasikmalaya, Muallim
Syafi'i Hadzami dipercaya menjadi salah satu Rois Suriah PBNU. Hal ini
tentu saja merupakan pengakuan keilmuan dan keulamaan dari NU mengingat
jarang sekali ada ulama dari Batawi yang dipercaya untuk menduduki
posisi ini.

Karisma keulamaan dalam diri Muallim Syafi'i Hadzami memancar bukan
hanya di Indonesia. Kedalaman ilmu Muallim juga dikenal hingga Mekkah
dan Hadramaut. Hal ini nampak dari seringnya muallim mendapat kunjungan
dari beberapa ulama dan para Habaib dari Hadramaut.

Ba'da mengajar di Masjid Ni'matul Ittihad, tepatnya tanggal 07 mei 2006
M. Muallaim Syafi'I Hadzami merasakan nyeri di dada dan sesak napas.
Muallim berpulang ke rahmatullah dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit
Pertamina Pusat (RSPP). Linangan air mata mengalir mengantarkan
kepergian sang guru yang sangat dicintai oleh seluruh penduduk Jakarta
ini. /*(Syaifullah Amin)*/

[Non-text portions of this message have been removed]

Selasa, 02 September 2008

Wasiat Imam Haddad

Pertama

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim



Maha suci Engkau ya Allah; sungguh kami tiada memiliki ilmu kecuali yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Alhamdullilah. Segala puji syukur bagi Allah, Tuhan Sang Pencipta semua makhluk, Yang menyeru hamba-hambanya seraya mengkhususkan sebahagian dari mereka dengan hidayah dan rahmah! Dan semua itu bersesuaian dengan kehendakNya yang azali. :Sungguh kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu: “Bertakwalah kepada Allah”.(QS.4:131). Dan firman-Nya: “Allah menyeru (manusia) ke syurga Daru’s-Salam dan memimpin orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus” (QS.10:25.) Dan firman-Nya lagi: “Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya, (untuk menerima) rahmayNya (yang khusus) dan Allahlah Yang Maha mempunyai kurnia yang besar”. (QS. 2:105).



Salawat dan salam bagi junjungan dan pemimpin besar kita: Nabi Muhammad Saw, juga bagi keluarganya serta para sahabatnya, para pembela agama nan lurus.



Amma ba’du: Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.



Kepada saudaraku yang mencintai dan mengharap, yang mencari ilmu dengan bersungguh-sungguh, dan kepada setiap saudara seiman yang saling mencintai kerana Allah, Tuhan semesta alam, di mana saja keberadaannya, di penjuru Timur Bumi dan di Baratnya, di dataran dan lautan, yang datar mahupun yang berbukit-bukit dan di semua daerah sekitarnya.



Saudaraku yang tercinta,



Anda telah meminta kepada saya, agar menuliskan wasiat untuk anda, yang mudah-mudahan dapat membuat anda merasa bahagia,dan dapat anda jadikan pegangan kuat dalam perjalanan hidup anda. Untuk itulah saya akan berupaya memenuhi permintaan anda, sekalipun saya sebetulnya bukan ahlinya. Namun keinginan anda untuk mengajukan permintaan ini, demikian juga kesediaan saya utnuk memenuhi keinginan anda itu, semata-mata demi mengikuti uswah hasanah (peneladanan yang baik) yang memperoleh petunjuk dan para khalaf yang mengikuti mereka. Semoga Allah selalu meredhai mereka semuanya.



Memang sudah semenjak dahulu kala, tradisi saling mewasiati ini telah menjadi ciri khas dari akhlak mereka. Dan Allah s.w.t telah melukiskan sifat mereka itu dalam Al-Quran yang mulia, yang tiada datang kepadanya kebatilan, dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha terpuji. Sebagaimana tercantum dalam kedua surah:Al-Balad dan Wa’l-Ashri. Maka terpeganglah erat-erat dengannya dan mintalah petunjuk Allah dan pertolongan-Nya selalu.



Takwa dan Peringkat-Peringkatnya



Ketahuilah, wahais audaraku, bahawa yang paling layak di utamakan dalam berwasiat, adalah wasiat tentang takwa kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana. Maka dengan ini, sya berwasiat kepada anda dan kepada diri saya sendiri, serta kepada segenap orang yang beriman dan kaum muslimin semuanya, agar bertakwa kepada Allah Rabb’ul –Alamin, kerana takwa merupakan sarana terpenting yang menghantarkan kepada kebahagian dunia dan akhirat. Takwa pula merupakan asas pondasi pemerkuat pilar-pilar aga,a. Kerananya, tanpa pondasi yang kukuh, sebuah bangunan akan lebih cenderung mengalami kehancuran daripada kesempurnaan.



Adapun takwa itu sendiri terdiri atas beberapa tingkatan:Pertama, menjauhi segala perbuatan maksiat dan segala yag diharamkan dalam agama. Yang demikian itu merupakan suatu kewajipan yang tidak boleh tidak. Kedua, menjauhkan diri dari perkara-perkara yang shubhat (yang meragukan, antara haram dan halal). Hal itu merupakan sikap kewaspadaan yang akan melindungi pelakunya dari terjerumus ke dalam sesuatu yang haram. Ketiga, menghindari hal-hal yang berlebihan dan tidak perlu, di antara yang mubah (yang dibolehkan, tidak diperintahkan dan tidak pula dilarang agama) demi memuaskan hawa nafsu semata-mata. Penghindaran diri seperti itu termasuk kategori ‘zuhud yang mendalam’ sepanjang pelaksanaannya disertai kerelaan dan kepuasan hati sepenuhnya atau tazahhud (yakni zuhud tingkat bawah yang dipaksakan) sepanjang pelaksanaannya masih disertai dengan perasaan enggan dan berat hati, kerana terpaksa melawan hawa nafsu. Kerananya, barang siapa meninggakan sesuatu kerana takut kepada manusia atau mengharapkan sesuatu yang ada pada mereka, maka ia-pada hakikatnya- hanya bertakwa kepada mereka dan bukan bertakwa kepada Allah. Sedangkan yang benar-benar bertakwa kepada Allah Swt, adalah yang melakukannya kerana semata-mata mengharapkan keredhaan-Nya, menginginkan pahala-Nya dan takut akan seksa-Nya.



Dan barangsiapa telah berdiri mantap dalam maqam ketakwaan, maka ia telah layak menerima ilmu yang diwariskan (‘ilm-l-wiratsah). Itulah ‘ilmu ladunni’ (al-‘ilm al-ladunniy) yang dihunjamkan Allah Swt secara langsung ke dalam hati para wali-Nya. Ilmu yang tidak tercantum dalam buku-buku, tidak tercakup dalam pengajaran yang bagaimanapun. Ilmu seperti itu, diharamkan Allah atas orang-orang yang menghamba kepada hawa nafsunya, yang telah diliputi kegelapan hati, yang hanya mementingkan selera nafsu mereka, berkaitan dengan apa yang dimakan, dipakai dan dinikahi. Ilmu ladunni seperti itulah yang diajarkan Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya yang khusus seperti diisyaratkan dalam firman-Nya: “Bertakwalah kamu kepada Allah, nescaya Allah akan mengajari kamu”. Demikian pula dalam sabda Rasullah Saw .: “ barangsiapa mengamalkan ilmu yang diketahuinya, nescaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” Dan itulah buah dari amalan ilmu yang diperoleh dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Saw., yang tersaring bersih dari segal;a noda hawa nafsu. Dan begitu pula buah dari upaya mengikuti jalan lurus yang disertai dengan penuh takwa, disamping menjauh dari sifat keangkuhan dan kebanggaan pada diri sendiri.

Dan tentunya takkan mungkin bagi seorang hamba, menyiapkan dirinya guna dapat meraih limpahan anugerah illahi yang demikian besarnya itu, tanpa sebelummnya melakukan riyadhah (pelatihan mental dan pengendalian diir) yang intensif, dengan cara memutuskan segala ajakan syahwat hawa nafsu, disertai dengan mengkonsentrasikan diri kepada Allah secara terus menerus, dalam beribadat kepada-Nya secara ikhlas dan murni semata-mata hanya untuk-Nya saja.


Keharusan Menuntut Ilmu



Saya berpesan selanjutnya hendaklah Anda selalu berusaha dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu yang berguna, dengan cara membaca, menelaah buku-buku ataupun berdiskusi untuk mencapai hasil. Jangan sekali-kali meninggalkan upaya itu kerana malas atau bosan, atau pun kerana perasaan takut sekiranya anda nanti tidak mampu mengamalkan ilmu anda itu. Yang demikian itu merupakan kebodohan belaka.

Dan hendaklah anda dalam hal ini selalu membaikkan niat anda dan bermawas diri, jangan segera berpuas hati dengan merasa telah cukup berhasil, sampai anda benar-benar menguji diri anda sendiri. Selanjutnya, berupayalah sungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu yang telah anda ketahui itu, serta mengajarkannya kepada siapa yang belum mengetahuinya, baik anda diminta atau tidak. Dan apabila setan membisikkan kepada anda: “Janganlah mengajar sebelum kamu benar-benar menjadi alim yang luas ilmunya”, maka katakan kepadanya: “Kini aku apabila ditinjau dari apa yang telah kuketahui adalah alim (seorang yang berilmu), dan kerananya wajib untuk mengajarkannya kepada orang-orang lain. Sedangkan – apabila ditinjau dari apa yang belum kuketahui-maka aku kini seorang pelajar yang wajib belajar dan menuntut ilmu”. Ini tentunya berkenaan dengan ilmu yang wajib dipelajari. Adapun selebihnya, tak apalah jika anda pelajari juga.

Mengajarkan ilmu merupakan amal ibadat yang besar pahalanya, sepanjang diiring dengan niat baik yang dasarnya ‘kerana Allah’ semata-mata bukan kerana sesuatu lainnya, tanpa sedikit pun niat untuk meraih harta atau kedudukan.

Hendaklah anda, secara konsisten menelaah buku-buku para ulama terdahulu, terutama para tokoh sufi dan memperhatikan apa yang ada didalamnya. Kerana di situ terhimpun banyak petunjuk khusus tentang bagaimana mengenal Allah serta berbagai bimbingan tentang cara-cara pembaikan niat, keikhlasan dalam beramal pendidikan jiwa dan lain sebagainya. Semuanya itu adalah ilmu-ilmu sangat bermanfaat yang tentunya akan menuntun kearah keberuntungan dan keselamatan.

Dan tiada yang enggan memperhatikan dan membaca buku-buku seperti itu, kecuali orang-orang yang sudah buta mata hatinya atau gelap jiwanya. Walaupun demikian sekiranya waktu anda sangat terbatas, tidak cukup untuk mengkaji buku-buku itu secara keseluruhan, maka khususkanlah pengkajian anda pada buku-buku karangan Imam Ghazali kerana itulah yang paling banyak manfaatnya, paling lengkap isinya dan paling menarik susunan kata-katanya.


Kehadiran Hati dan Kekhusyukan Anggota Tubuh



Saya berpesan, hendaklah anda selalu menghadirkan diri dan mengkhusyukkan anggota badan di saat melakukan ibadah-ibadah anda. Dengan demikian anda akan meraih buah hasilnya dan tersinari oleh percikan cahayanya. Dan hendaklah anda selalu dalam keadaan siap untuk menerima pengawasan Allah atas segala gerak geri anda. Camlah selalu dalam hati anda bahwa Allah Swt. Adalah Maha cermat dalam pengamatan-Nya dan Maha dekat dengan diri anda.

Upayakanlah agar anda mampu menjadi penasihat bagi diri anda sendiri dan sekaligus pemberi peringatan kepadanya. Ajaklah ia ke jalan Allah dengan Hikmah kebijaksanaan serta nasihat yang baik. Berikan pengertian kepadanya bahwa pengabdian dan ketaatan kepada Allah Swt. Akan membawa rasa kenikmatan abadi, serta kemulian dan kekayaan yang besar. Sebaliknya, meninggalkan pengabdian dan ketaatan lalu melakukan perbuatan maksiat, akan berakibat seksaan batin yang pedih dan kehinaan yang besar. Nafsu manusia, kerana kebodohannya, tidak mahu melakukan atau meninggalkan apa pun kecuali demi sesuatu yang diingininya ataupun yang ditakutinya. Ini mengingat nafsu manusia memang bertabiat selalu malas melakukan ketaatan dan sebaliknya cenderung melakukan pelanggaran.

Saya juga berpesan, hendaklah anda tidak mensia-siakan sedetik pun dari waktu-waktu anda, bahkan setarikan nafas pun, kecuali yang akan membawa manfaat bagi diri anda dalam kehidupan akhirat anda ataupun kehidupan dunia anda yang dapat menolong anda di dalam kehidupan akhirat kelak.


Menghilangkan Was-Was Setan Dari Dalam Hati



Adakalanya muncul dalam hati manusia pelbagai was-was (bisikan jahat setan yang menimbulkan keraguan dalam hati), yang paling sulit diantaranya ialah menyangkut masalah akidah, demikian pula dalam pelbagai amalan peribadatan.

Adapun salah satu cara agar bisa terhindar dari was-was itu ialah, antara lain dengan meneliti secara saksama:apabila was-was tersebut sudah jelas-jelas berkaitan dengan kebatilan, seperti meragukan tentang eksistensi Allah dan hari akhirat, maka tiada jalan lain baginya kecuali harus menolaknya dengan tegas, dengan berpaling darinya dan memohon perlindungan Allah Swt. Secara tulus, seraya memperbanyak zikir kepada-Nya.

Akan tetapi bilamana bisikan was-was itu masih dalam kerangka sesuatu yang meragukan:apakah termasuk sesuatu yang haqq atau bathil, maka hendaklah meminta fatwa tentang hukumnya kepada orang-orang yang berilmu dan beroleh petunjuk;kemudian berpegang erat-erat dengan fatwa mereka dan mengandalkannya. Adapun setiap perbuatan hati yang dilakukan tanpa adanya unsur kesengajaan, maka kafarat (penebus)-nuya adalah dengan bersikap membencinya.


Menjaga Lidah



Saya berpesan kepada anda agar berupaya sungguh-sungguh dalam menjaga llidah dari ucapan sia-sia. Sebab, lidah adalah cermin isi hati. Kata seorang bijak: “Lidah itu bagaikan binatang buas, bila egkau mengurungnya, ia akan menjagamu. Tetapi bila engkau melepaskannya, ia akan menerkammu”.

Oleh sebab itu, usahakanlah menyibukkan lidah anda hanya dengan sesuatu yang memanng termasuk urusan anda sendiri, misalnya dengan membaca Al-Quran, berzikir dan menyeru manusai ke arah kebaikan. Jangan sekali-kali melibatkannya dalam hal-hal bukan urusan anda. Iaitu ucapan-ucapan yang tidak anda harapkan pahalanya apabila anda ucapkan, dan yang tidak pula anda khuatirkan akan terkena hukuman apabila tidak anda ucapkan. Setiap ucapan menimbulkan konsekuensi antara lain terjerumus dalam suatu tindakan terlarang atau menyia-yiakan waktu yang amat berharga dalam hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat atau meningggalkan bekas yang tidak menyenangkan di dalam hati. Jelasnya, setiap gerak yang dilakukan atau kalimat yang diucapkan, pasti akan meninggalkan bekas didalam hati. Jika hal itu merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah Swt, nescaya akan menimbulkan cahaya di dalamnya. Dan sekiranya hal itu merupakan sesuatu yang mubah sekalipun (yang tidak dianjurkan dan tidak pula dilarang), maka kebanyakan dari hal itu akan menimbulkan kekerasan hati. Apalagi jika hal itu merupakan sesuatu yang terlarang, nescaya akan menimbulkan kegelapan.

Selanjutnya saya berpesan kepada anda agar menghindarkan lidah dan hati anda dari segala perbuatan yang merugikan kaum Muslim secara keseluruhan. Seperti, misalnya berprasangka buruk terhadap mereka. Kerananya jangan sekali-kali bergaul dan duduk berbincang-bincang dengnan orang-orang yang suka menggunjing atau menujukan cercaan terhadap kaum muslim.

Dan jika sampai ke pendengaranmu tentang suatu pebuatan buruk dari seseorang di antara mereka (kaum muslim), sedangkan anda merasa mampu menasihatinya, maka lakukanlah. Atau jika tidak – jangan sekali-kali menyebutkan tentang keburukannya itu di hadapan orang lain, sehingga dengan demikian anda telah melakukan dua keburukan sekaligus: pertama dengan tidak memberinya nasihat; dan kedua, mengucapkan sesuatu yang buruk berkenaan dengan peribadi seorang muslim.




Berbangga Diri



Selanjutnya, saya berpesan hendaknya anda tidak merasa diri lebih baik dari orang lain. Apabila perasaan seperti itu terlintas dalam hati anda, sedarilah betapa anda sudah sering kali melakukan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Bagaimanapun juga, seorang yang berakal sihat pasti mengetahui bahawa dirinya sendiri sarat dengan berbagai aib dan kesalahan. Maka hendaklah ia menyakini hal itu dan tidak meragukannya sedikit pun. Dan tidaklah sepatutnya ia menuduh siapa pun dengan keburukan yang belum tentu ada padanya. Sebab, kebanyakkan dari apa yang anda ketahui dari saudara-saudara anda adalah berdasarkan persangkaan dan dugaan semata-mata. Sedangkan persangkaan adalah ucapan-ucapan yang paling banyak mengandung kebohongan (sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis-penerj.) Disamping itu, mungkin saja terdapat alasan-alasan pemaafan berkaitan dengan sebahagian keburukan yang diperkirakan seperti itu. Walaupun demikian, tidak sepatutnya seseorang membuka pintu pemaafan bagi dirinya sendiri, mengingnat hal itu akan membuat hati lebih cenderung kepada penyia-yiaan waktu dan terjerumus lebih dalam lagi dalam lembah-lembah syahwat hawa nafsu.

Sungguh, betapa perlunya bagi setiap individu pada zaman ini untuk memberikan dalih-dalih pemaafan serta alasan-alasan pembenaran bagi orang lain, mengingat langkahya orang-orang yang benar-benar jujur dan istiqamah, di samping banyaknya berita-berita bohong yang disebarluaskan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.


Menjauhkan Diri Dari Pergaulan Yang Tidak Sihat



Sungguh berbahagialah orang yang memisahkan diri dari masyarakat zaman ini, dan lebih memilih menyibukkan dirinya bersama Tuhannya daripada melibatkan diri dalam pergaulan dengan mereka dan segala keburukan mereka; dengan penuh ketabahan, sampai datangnya ‘keyakinan’ yang berupa pembukaan pintu hatinya ke arah alam malakut yang tinggi-jika ia termasuk dalam kalangan ‘khusus’ atau sampai datang kepadanya ‘keyakinan’ yang lain, yakni kematian, sebagaimana diisyaratkan (dalam Al-Quran), baik ia tergolong di kalangan khusus ataupun awam.

Oleh sebab itu, saya berpesan kepada anda, jauhkanlah dirimu dari pergaulan dengan siapa saja yang curigai keadaannya; jangan duduk-duduk besama mereka, atau bercampur gaul dengan mereka. Kecuali dalam keadaan di mana anda sangat memerlukannya. Itu pun dengan penuh kewaspadaan dan sikap hati-hati, demi terhindarnya anda dari keburukan anda sendiri an terhindarnya anda dari keburukan mereka. Demikian itulah hendaknya dasar niat anda ketika menjauhi pergaulan dengan mereka itu.

Maka janganlah duduk bersama siapa pun kecuali mereka yang akan memberimu manfaat dalam agamamu. Apabila hal seperti itu sulit terlaksana, maka larilah menjauh dari mereka yang akan membawa petaka bagi agamu, sebagaimana anda lari jauh menjauh dari binatang buas, bahkan labih dari itu. Kerana binatang buas hanya akan melukai anggota tubuhmu, yang nantinya hanya akan menjadi mangsa ulat bumi, sedangkan setan yang satu ini akan merosak kalbumu, yang dengannya anda mengenal Tuhan dan agama anda, dan akan menghantarmu ke akhirat dengan selamat.


Kewajipan Mengenali Dasar Hukum Allah dalam Segala Hal



Saya berpesan agar anda tidak melibatkan diri dalam suatu perkara apa pun yang belum anda ketahuid asar hukum Allah tentangnya. Upayakanlah mencar kejelasan terlebih dahulu mengenai ketetapan hukum Allah itu sebelum bertindak,s ehingga cukup jelasa bagi anda, mana yang diredhai Allah mengenai tindakan anda itu, dan mana yang ahrus anda tinggalkan. Dengan demikian, anda telah melakukan atau meninggalkan suatu pekerjaan dengan kepastian dan niat yang baik adanya.



Bersikap Tawadhu’ (Rendah Hati)



Saya juga berpesan agar anda selalu bersikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap tawadhu’ adalah sifat yang terpuji pada segala kondisi, kecuali dalam satu hal saja, yaitu ber-tawadhu’ di hadapan para ahli dunia dengan tujuan ingin mendapatkan sesuatu dari dunia mereka atau harta mereka. Sedangkan sifat takabur (angkuh atau tinggi hati) adalah sifat yang amat tercela pada segala kondisi, kecuali dalam hal mneghadapi orang-orang zalim yang terus menerus berbuat kezaliman. Sikap yangd emikian itu demi menujukan teguran atau protes keras terhadap mereka, asal saja keangkuhan seperti itu hanya tampak secara lahirian saja, sementara hati kita kosong dari sifat keangkuhan seperti itu.


Melakukan Kebajikan Terhadap Sesama Muslim



Saya berpesan hendaklah anda selalu meniatkan yang baik-baik saja bagi seluruh kaum Muslim. Cintailah bagi mereka apa yang anda cintai bagi diri anda sendiri, dalam urusan duniawi maupun ukhrawi dan tidak menyukai sesuatu yang menimpa mereka sebagaimana anda tidak menyukai hal itu menimpa diri anda sendiri baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Berdialoglah dengan mereka ucapan-ucapan yang baik, tidak yang mengandung pelanggaran. Ucapkan salam kepada mereka kapan saja bertemu. Bersikaplah selalu rendah hati, lemah lembut, penuh kasih sayang terhadap mereka. Tunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada siapa-siapa yang berperilaku baik, dan upayakanlah agar memaafkan siapa-siapa yang berperilaku buruk. Dan berdoalah bagi mereka yang berdosa agar Allah Swt memberikan kemudahan kepada mereka untuk segera bertaubat. Dan bagi mereka yang telah berbuat kebaikan agar Allah Swt. Menganugerahkan sifat istiqamah, atau konsisten dalam melakukan kebaikan-kebaikan sampai akhir hayat.



Jangan sekali-kali bersikap atau bergaya hidup meniru-niru kaum yang sombong dan angkuh, baik dalam cara mereka berbicara, berbusana, berjalan, duduk dan sebagainya. Kerana barangsiapa meniru tingkah laku dan kebiasaan suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka juga, sekalipun ia sendiri tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang biasa mereka lakukan. Ini meliputi semua aspek kehidupan, yang baik apalagi yang buruk.


Membiasakan Diri Hidup Sederhana



Saya juga berpesan kepada anda, hendaklah selalu menngutamakan keserdehanaan dalam pola kehidupan anda sehari-hari, baik yang berkenaan dengan makanan, busana maupun rumah tempat tinggal anda. Semata-mata demi bersikap rendah hati (ber-tawadhu’) dalam agama, lebih mengutamakan akhirat dan sebagai manifestasi dari menjadikan Nabi Muhammad Saw. Sebagai teladan utama.



Ketahuilah bahawa melaksanakan keserdahanaan dalam kehidupan duniawi merupakan titk pangkal dari segala kebaikan. Dan tidaklah Allah Swt. Mengkhususkan seseorang dengan sikap seperti itu, kecuali ia pasti mengkehendaki kemuliaan baginya dalam kehidupan didunia maupun di akhirat. Dengan syarat, ia merasa ridha (puas hati) sepenuhnya atas apa yang dianugerahkan Allah Swt. baginya, tidak tertarik kepada keindahan duniawi yang ada di sekelilingnya dan tidak mengharap-harap diberikan kepadanya apa yang diberikan oleh-Nya kepada para ahli dunia, agar ia dapat merasakan kenikmatan duniawi seperti yang mereka rasakan.


Berserah Diri dan Berikhlas Kepada Allah



Saya berpesa pula kepada anda, keluarkan setiap harapan ataupun kecemasan yang anda rasakan dalam hati anda terhadap siapa pun di antara makhluk Allah. Sebab, adanya perasaan seperti itu akan menjadi penghalang bagi anda untuk menegakkan kebenaran dan jangan sekali-kali membiarkan rasa takut akan kemiskinan menyelinap ke dalam hati anda kerana yang demikian itu merupakan seburuk-buruk pendamping diri anda sendiri.



Janganlah pula memikirkan secara berlebihan segala yang berkaitan dengan perolehan rezeki. Terlalu memikirkan hal seperti itu tidak ada dasarnya selain adanya keraguan berkaitan dengan takdir Allah Swt. Apa saja keuntungan ataupun kerugian yang telah ditakdirkan untuk anda pasti akan terlaksana ; dengan atau tanpa usaha anda sendiri, sesuai dengan apa yang telah digoreskan oleh pena Allah dalam Al-Lauh Al-Mahfuzh. Oleh sebab itu, apa gunanya bersikap berlebihan dalam memikirkan sesuatu yang telah selesai urusannya, dan tentang hal itu hati anda telah ditenangkan oleh Allah Swt dengan penjelasan dalam kitab-Nya bahawa ia telah memberikan jaminan bagi anda (tentang rezeki yang disediakna bagi setiap makhlukn-Nya) seraya bersumpah dengan diri-Nya sendiri. Oleh sebab itu, pusatkanlah perhatian anda untuk melaksanakan hak Allah Swt. yang telah diwajibkan pelaksanaannya atas diri anda. Kerana, sesungguhnya kebanyakan manusia zaman sekarang menghadapi fitnah (ujian berat atau bencana), berupa memikirkan secara berlebihan tentang rezeki. Hal itu merupakan hukuman atas mereka akibat melalaikan pelaksanaan perintah-perintah Allah seraya mengerjakan laran-larangan-Nya.



Saya juga berpesan, agar anda senantiasa bersikap lemah-lembut dalam setiap urusan, mengutamakan keikhlasan dalam setiap amal dan kegiatan, meninggalkan kesibukan-kesibukan yang menghalangi antara anda dan Allah Swt. terutama yang berkenaan dengan harta dan keluarga. Berkonsentrasilah hanya dalam sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan anda dalam kehidupan mendatang. Kembalilah kepada Allah dan bertawakallah kepada-Nya dalam setiap keadaan; seraya meneladani Rasullulah Saw. Dalam akhlak, ucapan dan perbuatan.



Usahakanlah sungguh-sungguh untuk membeningkan hatimu dan menyinarinya dengan tiga hal: Pertama, dengan membaca Al-Quran dengan tartil dan tadabbur (yakni menekuni tatacara pembacaannya dan merenungi maknanya). Kedua, dengan ber-zikrullah dengan penuh adab dan kehadiran hati. Ketiga, dengan melakukan qiyamullail (shalat malam) dengan hati luluh dan anggota tubuh yang khusyu’.



Ada tiga hal yang perlu anda lakukan demi memudahkan terlaksananya letiga amalan di atas.. Pertama, meringankan perut dengan hanya makan sedikit saja. Kedua, memisahkan diri dari kelompok manusia yang lalai akan tuhannya. Ketiga, membebaskan diri dari kesibukan dunia yang fana


Mengerjakan Shalat Sunnah Witir dan Membaca Doa Sesudahnya



Saya berpesan pula, agar anda senantiasa mengerjakan shalat witir sebanyak sebelas rakaat. Ucapkanlah doa sesudah selesai mengerjakannya dan sesudah membaca beberapa teks tasbih dan doa yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw, yaitu sebanyak empat puluh kali:



(Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk kaum yang zalim).



Dan sesudah melakukan shalat sunnat subuh, sebanyak empatpuluh kali:



(Ya Allah, Yang Maha Hidup, Yang Maha Pengawas, tiada tuhan selain Engkau).



Dan setelah itu, sebanyak duapuluh tujuh kali;



(Aku memohon ampunan bagi orang-orang Mukmin & Mukminat).





Mengerjakan Shalat Sunnah Dhuhâ



Biasakanlah pula mengerjakan shalat sunnah dhuhâ secara rutin, sebanyak delapan rakaat, dan irirngilah dengan bacaan sesudahnya, sebanyak empatpuluh kali:



(Ya Allah, ampunilah daku dan berikanlah taubat (atas segala dosa-ku). Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Taubat lagi Maha Penyayang).



Dan bacalah pula sesudah shalat Zhuhur, sebanyak seratus kali:



(Tiada tuhan selain Allah, Sang Maha Diraja, Yang Maha Benar senyata-nyatanya).



Demikian juga sesudah shalat Asar, sebanyak duapuluh lima kali:



(Aku memohon ampunan Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia; Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang; Yang Maha Hidup dan takkan tersentuh oleh kematian, dan aku bertaubat kepada-Nya. Ya Allah ampunilah daku).



Dan setelah shalat subuh serta setiap selesai shalat lima fardhu, bacalah sebanyak tiga kali:



(Maha Suci Allah, dan puji syukur bagi-Nya, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan perkenan-Nya, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung; sebanyak bilangan ciptaan-Nya, sebesar keredhaan-Nya, seberat ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta yang digunakan untuk menuliskan ciptaan-ciptaan-Nya)



Setelah itu, bacalah juga sebanyak tiga kali:



(Maha Suci Engkau Wahai Tuhanku, puji syukur bagi-Mu, aku bersaksi bahawa tiada tuhan selain Engkau, dan aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Dan aku memohon dari-Mu semoga engkau melimpahkan salawat dan salam atas hamba-Mu dan utusan-Mu: junjungan kami Nabi Muhammad saw, keluarganya dan para sahabatnya).



Saya juga berpesan agar anda senantiasa membaca, pada setiap hari dan secara rutin, beberapa zikir yang biasa dibaca pada pagi hari maupun sore hari. Teks-teks semua itu dapat anda peroleh dalam berbagai buku yang memang memuat doa-doa dan zikir-sikir seperti itu. Misalnya dan yang paling utama di antaranya adalah kitab Al-Adzhar An-Nawawiyah. Sekiranya anda ingin melakukan hal tiu, pilihlah di anatra doa-doa dan zikir-zikir yang tercantum di dalamnya, yang paling sahih, paling afdal dan paling mencakup makna yang anda inginkan.




Penutup



Sebagai penutup pesan-pesan ini, di bawah ini saya kutipkan dua ayat Al-Quran yang mulia, serta dua hadis Nabi Saw. Serta beberapa atsar (peninggalan) yang diriwayatkan dari as-salaf ash-shâleh (para tokoh terdahulu yang baik-baik):

Kedua ayat tersebut adalah firman Allah Swt.: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apas aja yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa saja yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa akan Allah, lalu Allah menjadikan meraka lupa akan diri mereka sendiri. Sungguh mereka itulah orang-orang yang fasik “(QS. Al-Hasyr [59] : 18-19).



Adapun kedua sabda Rasulullah saw adalah:



“Tiga perkara yag menyelamatkan: (1) takut kepada Allah dalam keadaan ghaib dan nyata, (2) kalimat yang adil dalam keadaan ridha maupun marah, dan (3) bersikap sederhana dalam keadaan kaya maupun miskin. Sedangkan tiga perkara yang membinasakan adalah: (1) sifat kikir yang dipatuhi, (2) hawa nafsu yang diikuti, dan (3) perasaan bangga pada diri sendiri.”



“barang siapa takut tertinggal, nescaya segera meneruskan perjalanan, dan barang siapa meneruskan perjalanan, nescaya mencapai tempat tujuan. Ketahuilah, ‘barang dagangan’ Allah amat mahal harganya. Dan sungguh,’barang dagangan Allah adalah syurga!”



Dan telah berkata Abubakar Ash-Shiddiq r.a. kepada Umar bin Khattab r.a. pada saat menunjukkan sebagai penggantinya menjabat sebagai khalifah, “ Bertakwalah Engkau wahai Umar, bilamana Engkau berkuasa atas manusia! Ketahuilah, bahawasanya Allah Swt mewajibkan atas manusia: beberapa kewajipan yang harus dikerjakan pada malam hari, yang takkan ia menerimanya apabila dikerjakan pada siang hari. Dan juga mewajibkan beberapa kewajipan yang harus dikerjakan pada siang hari, yang takkan ia menerimanya bilamana dikerjakan pada malam hari. Dan bahawasanya ia takkan menerima suatu amalan yang bersifat sunnah (anjuran), sampai amalan yang bersifat fardhu telah ditunaikan sebelumnya. Adapun beratnya neraca timbangan manusia pada hari kiamat kelak, bergantung pada seberapa jauh mereka mengikuti kebenaran ketika masih hidup di dunia. Sedangkan ringannya neraca timbangan mereka pada hari kiamat nanti bergantung pada seberapa jauh mereka telah mengikuti kebatilan ketika masih hidup di dunia.”



Dan telah berkata Ali bin Abi Thalib k.w. (karramallahu wajhah), “ Ada enam perkara yang barang siapa mengamalkannya, tidak lagi perlu bersusah payah mencari-cari syurga dan tidak perlu pula merasa cemas akan seksa api neraka: (1) orang yang mengenal Allah lalu takut kepada-Nya. (2) orang yang mengenal setan lalu menentangnya. (3) Orang yang mengenal kebenaran lalu mengikutinya. (4) orang yang mengetahui kebatilan lalu menjauhkan diri darinya. (5) orang yang mengenal kesenangan dunia lalu menolaknya. (6) orang yang mengenal akhirat lalu mendarinya.”

Seseorang bertanya kepada seorang dari kalangan salaf (tokoh terdahulu) : “Bagaimana jalan menuju Allah?”

Seandainya anda mengenal Allah, tentu anda akan mengetahui jalan menuju kepada-Nya.” Jawab si tokoh yang ditanyai.

“Subhanallah! Bagaimana mungkin saya beribadat kepada sesuatu yang tidak saya kenal?”. “Bagaimana pula anda melakukan maksiat kepada yang telah anda kenal?”.

Seorang saleh berkata kepada seorang sufi dari kalangan abdâl : “Tunjukilah aku suatu amalan, yang dengannya aku bisa menemukan hatiku bersama-sama Allah selamanya.”

“Jangan melihat kepada manusia, kerana melihat mereka itu, menimbulkan kegelapan di dalam hati.”

“Aku tidak bisa melakukan seperti itu.” Kata orang itu.

“Kalau begitu, jangan mendengarkan omongan mereka kerana mendengar omongan mereka menyebabkan kekerasan hati.”

“Aku tidak kuasa melakukan seperti itu.”

“Jangan berurusan dengan mereka, kerana berurusan dengan mereka menimbulkan perasaan keterasingan ( dari Allah).”

“Bagaimana mungkin aku mampu bersikap seperti itu, sedangkan aku berada di tengah-tengah mereka.”

“Janganlah merasa senang dan nyaman berada di tengah-tengah mereka.”

“Kalau ini, mudah-mudahan saja aku mampu melakukannya.”

“Wahai engkau ini, memandang kepada orang-orang yang lalai, mendengar perkataan-perkataan orang-orang yang berbuat pelanggaran dan berurusan dengan orang-orang yang tak berguna, lalu masih ingin hati anda bersama Allah selalu?!”

Muhammad bin Ka’b Al-Qurazhi berkata: “ Tiga sifat, barang siapa menyandangnya, sungguh telah sempurna imannya: apabila dalam keadaan redha, tidak menyebabkannya terseret ke dalam kebatilan; apabila dalam keadaan marah, tidak menyebabkannya keluar dari kebenaran; dan apabila memiliki kemampuan, tidak menyebabkannya mengambil sesuatu yang bukan haknya.”

Ibrahim Bin Ad-Ham (rahimahullah) berkata: “Para wali Allah selalu berpesan kepadaku apabila aku sedang bersama ahli dunia, hendaklah aku menasihati mereka dengan empat hal: “Barang siapa banyak berbicara, tidak akan merasakan kelazatan beribadah. Barangsiapa banyak tidurnya, takkan menemukan keberkahan dalam usianya. Barang siapa mengharapkan keredhaan kebanyakkan manusia, jangan berharap akan memperoleh keredhaan Allah. Dan barang siapa banyak bicara tentang apa yang bukan urusannya sendiri atau menggunjingkan orang lain, takkan keluar dari dunia ini dalam keadaan menyandang keislaman.”

Seseorang bertanya kepada Hâtim Al-Ashamm: “ Dari mana anda makan ?”

“ Dari khazanah Allah,” jawab Hâtim.

“ Apakah dilimpahkan atas anda roti dari langit ?” tanya orang itu lagi.

“Seandainya bumi ini bukan milik-Nya, pasti akan dilimpahkan-Nya dari langit.”

“Anda hanya pandai mengucapkan kata-kata!”

“Bukankah yang turun dari langit (yakni untuk para nabi) tidak lain adalah kata-kata juga?”

“Ah, aku tidak sanggup berdebat dengan anda,” kata orang itu.

“Itu kerana kebatilan tidak akan berjalan seiring dengan kebenaran.”

Telah berkata Ibrahim Al-Khawwâs : “Ilmu itu semuanya tercakup di dalamdua kalimat: “Jangan membebani diri untuk memperoleh sesuatu yang memang telah dijaminkan sepenuhnya untuk anda (yakni rezeki), dan jangan mengabaikan apa yang telah dituntut dari anda (yakni untuk dikerjakan).”

Sahl bin Abdullah Ash-Shufi berkata: :Barangsiapa hatinya bersih dari kekeruhan, penuh kearifan dengan pengalaman, dan telah sama baginya antara emas dan loyang, nescaya tak lagi membutuhkan sesuatu apa pun dari manusia selainnya.”

Berkata Sariyy As-Saqathi : “ Barangsiapa mengenal Allah, akan merasakan hidup (yang sebenarnya).Barangsiapa mencintai dunia, akan kehilangan akal. Adapun orang yang berakal, akan selalu berkelana siang dan malam tanpa ada guna.”

Berkata Abu Sulaiman Al-Dârâni : “Apabila nafsu manusia telah terbiasa menghindar dari dosa-dosa, roh mereka akan berkelana di alam malakut yang tinggi,dan kembali lagi kepada mereka dengan membawa berbagai hikmah yang indah-indah, tanpa harus diajarkan kepadanya oleh ilmuwan mana pun.”

Berkata Al-Junaid” :Kami tidak memperoleh ilmu tasawuf dari kata si anu. Tapi kami memperolehnya dari menahan lapar, meninggalkan dunia dan memutuskan hubugan dengan apa yang hanya berupa kebiasaan dan kegemaran.”

Seseorang dari kalangan sufi ditanya tentang apa itu tasawuf. Ia menjawab, “Itu adalah keluarnya seseorang dari setiap perilaku buruk, dan masuknya ia ke dalam setiap perilaku yang baik.”

Syaikh AbdulKadir Al-Jailani (r.a) berkata : “Barangsiapa benar-benar mengetahui apa yang dicari, ringanlah baginya segala pengorbanan.”

Kata beliau lagi: “Jadilah engkau, ketika bersama Al-Haqq (Allah Swt), seolah-olah tidak ada seorang pun makhluk, dan jadilah, ketika sedang bersama makhluk, seolah-olah engkau tak memiliki nafsu terhadap apa pun. Kerana jika engkau bersama Al- Haqq seolah-olah tak ada seorang pun makhluk, nescaya engkau akan ‘menemukan’ dan ‘mengenal’ dan dirimu pun ‘sirna’ (fana) dari segalanya. Dan jika engkau ketika bersama makhluk, seolah-olah tak memiliki nafsu apa pun, nescaya dirimu akan menjadi penuh keadilan dan ketakwaan dan terhindar dari segala beban.”



Syaikh Abu Al-Hasan Al-Syâdzili r.a. berkata: “Orang kecintaanku berpesan kepadaku: “Janganlah melangkahkan kedua kakimu kecuali ke tempat di mana kau harapkan dapat menjumpai pahala Allah di sana. Janganlah duduk di mana pun kecuali di suatu tempat di mana engkau akan merasa aman dari pengaruh maksiat kepada Allah. Dan janganlah bersahabat kecuali dengan seseorang yang bisa membimbingmu kepada Allah, atau kepada perintah Allah. Namun sungguh sedikit sekali orang semacam itu.”



Dan katanya lagi: “Barang siapa mengaku dirinya mengalami suatu hal (keadaan, kedudukan) bersama Allah, tapi tampak darinya salah satu di antara lima sifat tertentu, maka ia adalah pembohong besar, atau hilang akalnya. Kelima sifat itu adalah: (1) berpura-pura (bersikap riya’) ketika melaksanakan ketaatan kepada Allah; (2) melepaskan anggota-anggota tubuhnya terlibatd alam kemaksiatan kepada Allah; (3) serakah terhadap milik makhluk Allah yang lain; (4) gemar memfitnah dan mengumpat orang-orang yang taat kepada Allah; (5) tidak menaruh rasa hormat terhadap kaum Muslim sebagaimana diperintahkan Allah s.w.t.”



Syaikh Ahmad (yang dikenal dengan nama Syaikh Zarruq r.a.) berkata; “Pokok-pokok ‘jalan’ para sufi ada lima: (1) bertakwa kepada Allah dalam keadaan sendirian mahupun ketika bersama orang lain. (2) mengikuti sunnah Nabi Saw., dalam perkataan atau perbuatan. (3) berpaling dari manusia ketika datang maupun pergi. (4) rela dan lapang dada sepenuhnya, terhadap apa yang diberikan Allah,s edikit maupun banyak. (5) kembali kepada Allah, dalam keadaan suka dan duka.”



(Semoga Allah berkenan meredhai para tokoh itu semuanya, dan menjadikan saya dan kalian semua termasuk dari golongan mereka itu dengan kurnia-Nya, Amin!)



Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan petunjuk kepada kita. Sungguh, tiada kita akan beroleh petunjuk ,sekiranya Allah tidak berkenan memberikan petunjuk-Nya kepada kita. Telah datang utusan-utusan Tuhan kita dengan membawa kebenaran. Apa saja rahmat yang Allah bukakan pintunya untuk manusia, tak seorang pun mampu menahannya, dan apa saja yang Allah cegah, tak seorang pun sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.



Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa semua yang telah saya wasiatkan kepada anda, telah pula saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan segenap rekan-rekan dan sahabat-sahabat saya khususnya, serta kepada siapa saja yang sampai kepadanya wasiat ini, di antara saudara-saudara kita kaum Muslimin pada umumnya.



Salawat Allah dan salam-Nya semoga tercurahkan atas Nabi kita Muhammas Saw. Beserta keluarga dan para sahabat beliau.








Pertama
Kedua
Ketiga

Awal Keatas Seterusnya

Tarikh Di Kemaskini 05/01/2002 15:38

Sebarang pertanyaan sila hubungi:
Hawi Al-Khairaat (HAK)
Email: hak@alhawi.net